"Aku pulang ya? Atau masih mau kiss?" Vito mengusap lembut pipi chubby gadis didepanya.
Bugh "Dasar mesum!" Nayla berdiri dan langsung masuk kedalam. Vito kurangajar, sekali lagi dirinya kecolongan oleh aksi gila pemuda itu.
Hahaha
"Gak lucu Vito Bagaskara!"
"Lain kali gue gak akan biarin lo kabur!"
Mendengar penuturan itu seketika bulu kuduk Nayla langsung merinding. Jangan sampai dia melakukan hal gila nanti, jangan!
"Aku pulang dulu cinta, jangan lupa mimpi indah."
Entah kenapa tanganya refleks menyingkap gorden, Nayla langsung disuguhkan dengan pemandangan wajah tampan Vito yang tepat didepanya. Walau terhalang kaca, namun rasa manisnya masih terasa. Ia paham bagaimana perasaanya terhadap Vito. Ada sedikit rasa harap untuk bisa lebih dekat dengan pemuda itu, walau akan terjadi atau tidak namun dirinya tak akan menyerah sampai Vito sendiri yang mengatakan tidak.
Dengan cepat pula gorden itu ditutup. Nayla berbalik lalu memegang dadanya merasakan debaran yang tak karuan disana. "Aku kalah, seharusnya aku tahu kalau kamu gak akan bisa jadi milik aku. Berharap sama kamu sama aja aku bunuh diri secara perlahan Vito. Dan walau aku tahu, aku masih tetap egois."
Kalau sudah begini Nayla yakin akan ada cerita pahit diakhir skenario.
¤¤¤
Marko dan yang lain masih asik mengobrol ditoko koh Aling sembari bermain kartu remi. Anggota Venus juga tak ketinggalan bergabung meski hanya untuk meramaikan tongkrongan mereka.
Sesaat suasana terasa dingin, namun entah kenapa jadi menghangat kembali saat Vito datang. "Bos lu bawa gorengan segini banyak kagak salah nih?"
"Pas beli gue kena hipnotis abangnya." Jawabnya datar.
"Kang gorengan mana yang berani hipsosis lo Bos? Biar gue bantai."
"Typo lu kebangetan Mong, buatku geleng-geleng." Timpa Ganu sudah tak heran dengan kosakata astral satu sahabatnya itu.
"Berapa duit gorengan segini banyak?"
"Ah, buat si Bos apa sih yang susah? Sekali tepok bisa langsung hap. Ya gak Bosku?"
"Pala kau langsung hap. Bos dua kresek gue bawa ke anak-anak." Raja tak mau ambil pusing, pemuda tinggi itu langsung menjinjing makanan dan akan membagikanya pada yang lain.
"Iya."
"Lumayan nih cabe, buat dibikin sambel ijo."
"Bungkus Hen, buat lo mah gue ikhlas."
"Kalo buat gue Nu, lo ikhlas juga gak?"
"Buat lo mah sampe lebaran Angsa pun gue selalu gak ikhlas Ko. Sorry gue orangnya pandang bulu."
"Anjing lo." Marko sebenarnya tak pernah merasa tersinggung karena dia tahu lelucon anak Venus memang begini, nyablak.
"Lo orang jangan pada berisik ha, cucu kesayangan Oe lagi belajar." Koh Aling menghapiri sembari menaruh singkong rebus dimeja. Belum lagi aroma minyak urut orangtua itu langsung semerbak menghiasi tongkrongan.
"Pake parfum apaan dah Koh?" Marko.
"Ini minyak urut turun temurun dari leluhur Oe, jangan sembarangan."
"Wanginya gak bisa yang santai dikit apa? Langsung masuk rongga hidung bagian sensitif inimah. "
"Masih mending Koh Al, parfum lo sekali semprot udah bikin orang pusing." Timpal Ganu.