"Vito!" Saat hendak meninggalkan sekolah, seorang gadis memanggilnya.
Pemuda itu melihat dari kaca spion. Hah, si manja.
"Mau kemana?"
"Menurut lo?"
"Kamu nggak boleh pulang dulu, soalnya aku dapet tugas dari Riko,"
"Lo pikir gue peduli?" Belum juga Nayla menyelesaikan perkataanya.
"Tadi kita rapat, terus Riko bahas masalah kamu yang tentang sekolah itu. Makanya, jangan pulang dulu."
Dia tak mendengarkan ocehan gadis ini. Tanganya mulai bergerak menyalakan stater."Nayla!"
"Aku bilang nggak boleh pulang dulu ya nggak boleh."
"Balikin kunci motornya." Masih datar. Tapi tekadnya tidak selemah itu. Dan, ide bagus, dengan memasukan kunci motor pada saku baju seragamnya, ia harap si sombong ini berhenti berperilaku batu.
"Ambil kalo berani." Tantangnya lagi.
Vito diam saja, menatap sangar pada objek betina dihadapanya.
Nayla menelan ludahnya kasar, apa dugaanya akan meleset? Apa dia akan mengambil kunci motor ini? Oh, yang benar saja?
Pemuda jangkung dengan jaket hitam berlogo Planet dipunggungnya itu mulai bangkit dari motornya. "Gue pikir, lo nggak se-nakal ini, tapi ternyata..." Ucapanya tak dilanjutkan, ia terus mendekat.
Ayo Nayla jangan mundur. "Apa? A-khm, aku nggak takut. Kamu harus diskusi dulu sama Osis. Inget, tindakan ini illegal. Kalian bisa ditangkep Polisi." Berusaha melawan semua rasa gugup.
"Masa?"
"Aku serius Vito."
"Kalo gitu balikin kuncinya."
"Aku butuh jawaban kamu. Kenapa mereka mau nyerang Sekolah kita? Siapa yang harus tanggung jawab? Venus? Kenapa kamu sama temen-temen kamu itu selalu cari ma,"
"Masalah?" Yaampun, gawat, Nayla terlalu banyak bicara.
"Maksud aku,"
"Kalo nggak niat bantu, seengaknya diem. Jangan ikut campur, lo nggak tahu akar masalahnya. Kasturi bakal tetep aman selagi lo sama antek-antek lo jaga bacot. Paham?" Dia pergi. Naik motor, entah kapan pemuda itu berhasil mengambil kuncinya?
"Vito, aku nggak bermaksud ngomong kayak gitu, maksud aku, Vito! Vito tunggu!" Terulang kembali. Dan, harus minta maaf lagi.
"Bosen-bosen gini enaknya ngapain?"
"Latihan."
"Latihan mulu gue?"
Marko nampak berpikir. Apa yang harus dia lakukan? "Bentar.." Mengambil benda pintar disaku celananya.
@Ayunia_Jamila
Tak banyak warna, namun berarti 🍀