BUKAN BADUT.

907 120 9
                                    

"Tapi wajahmu tuh gak asing, kayak mirip siapa gitu?" Ayah Nayla nampak berfikir, wajah didepanya ini cukup mengingatkan dirinya pada seseorang.

"Mirip siapa om?"

"Ah, om lupa. Tunggu sebentar ya? Om panggil Nayla, kalau hari libur begini biasanya dia dikamar terus. Jarang mau keluar." Tersenyum.

Riko hanya mengangguk.

"Kamu beneran kesini?"

"Beneranlah, gue jarang ingkar janji."

"Nanti ada yang ngambek. Udah sana pulang aja, aku mau lanjut rebahan."

"Dara? Gak akan kali Nay."

Nayla berusaha untuk tetap menolak. "Rik ih, sana pulang. Aku gak mau diganggu." Masih berdiri dianak tangga terakhir.

"Tapi gue harus ngajak lo Nay, udah janji sama Kakek. Gak bisa batal gitu aja."

"Apa? Aku malu lagi Rik, acara kakek kamu pasti mewah banget."

"Gue udah dapet izin dari Ayah lo."

"Kamu jangan maksa dong."

"Nay tolong lah, gak lama kok. Formalitas doang."

Berfikir sejenak. "Enggak ah, aku sibuk."

"Sebentar aja Nay, gak lama juga."

"Yaudah tapi aku gak bakal terlibat apa-apa kan?"

"Iya tenang."

"Oke deh."

¤¤¤

"Papa dirumah, kamu ada dimana?"

"...!"

"Ini penting, bukan mau buang-buang waktu."

"...!"

Tut tut tut

Pak Alan sudah terlalu sabar menghadapi sikap putranya. Entah dengan cara apalagi ia bisa membuat anak itu tunduk.

"Gimana Mas? Vito mau kesini?"

"Dia sibuk, gak bisa diganggu."

"Mungkin ada kegiatan sekolah?" Tersenyum.

"Kegiatan sekolah atau ugal-ugalan dijalan? Kamu kayak nggak kenal dia saja, nongkrong tidak jelas seperti berandalan. Aku malu Rosa, Vito itu sudah sangat keterlaluan."

"Mas jangan bicara sembarangan, aku yakin Vito pasti pulang. Namanya juga anak muda."

"Kamu memang selalu membela Vito, itu sebabnya dia tidak pernah berfikir maju."

Sampai kapanpun perdebatan ini tidak akan pernah berakhir, sampai pelaku utama mengikuti alur kehidupan sang Ayah.

¤¤¤

"Mau yang seperti Nona?" Seorang pelayan menunjukan banyak pakaian wanita pada Nayla.

"Em, saya-"

"Santai Nay, ini disuruh Nenek."

"Ribet banget sih? Pasti acaranya gak sembarangan kan?"

"Biasa aja sih."

"Mana mungkin acara biasa bajunya harus nyari kesini?" Boutique mahal.

¤¤¤

Message from : 08xxxxx

Message from : 08xxxxx

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
VITO BAGASKARA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang