Vito melihat notif diponselnya dan tanpa pikir panjang ia membuka pesan itu.
Audrey send photo
Aku tahu kamu lagi banyak pikiran honey. Jadi sini main ke apart, aku temenin sampe kamu tenang.Lo yakin?
Selalu kalo buat kamu 💋
...
Vito tersenyum miring kala membaca jawaban dari wanita itu. Ia segera memakai jaketnya dan turun kebawah.
"Mau kemana?"
"Kenapa? Lo mau ikut?"
"Balik kamar Vit, kalo ketahuan Papa bisa bahaya."
"Berhenti bersikap seolah lo udah kenal gue dari lama."
"Gue begini karena-"
"Basi anjing." Sudah cukup, Riko itu semakin hari semakin sok saja.
¤¤¤
"Lo kebangun gara-gara gue berisik ya?"
"Em? Engga kok Mel, aku cuma haus aja. Mau minum.."
"Oh gitu, yaudah bentar gue ambilin."
"Eh jangan, aku aja sendiri. Kamu kan masih sakit."
"Gue cuma sakit nyeri datang bulan doang Nayla. Lagian lo berani kebawah sendirian? Lampunya udah pada mati."
"Berani. Udah gak apa aku aja ambil sendiri, dah Mela.."
Mela memperhatikan sahabatnya yang satu itu. Dia benar-benar gadis yang baik dan penyayang, terlebih Nayla tak suka jika harus merepotkan oranglain. Gadis sederhana yang selalu murah senyum, sipenyuka merah jambu sejati. Nayla Satiwari.
"Lo cewek yang baik Nana, gue yakin Tuhan udah siapin cowok yang baik juga buat lo."
Setelah itu Nayla kembali dengan teko ditanganya. "Mey aku pinjam tekonya ya? Biar gak bolak-balik kalau mau minum." Tersenyum dan meletakanya diatas nakas.
"Maaf ya? Gue kurang peka, jadi lo serba ambil sendiri. Padahal disini yang tamu itu lo."
"Kok gitu ngomongnya? Santai aja dong, aku senang kok bisa tolongin kamu."
"Emm Nanaku yang paling imuut.. Sini peluk."
Ada rasa sempat terkejut, pasalnya Mela jarang sekali bersikap manja seperti ini. "Berpelukaann..."