BAB 3 - Tunangan Yang Berselingkuh 3

3.6K 450 13
                                    

Selama seminggu belakangan Sehun selalu mengunjungi rumah sakit tempat Suzy dirawat.

Sampai hari ini dia masih dilarang untuk mengunjunginya. Tentu saja ia kecewa dan pergi menuju ke perusahaannya.

Tak lupa dia meninggalkan salah satu pengawalnya alih-alih jika sesuatu terjadi, dia bisa mendapatkan informasi soal kondisi Suzy.

Ketuk...

Ketuk...

Dia memainkan jarinya mengetuk pegangan sofa sambil tangan lain berpaku dagu.

Dia tidak begitu berkonsetrasi hari ini, dan memikirkan kondisi Suzy di rumah sakit. Sedangkan sekretaris sekaligus asistennya menjelaskan rencana kontrak kerjasama.

Sehun lupa bahwa di sini bukan hanya negosiator kekasihnya juga berada ditempat ini.

Sampai negosiator selesai mengatakan kontrak kerja mereka, dan apa yang diperlukan dan apa yang tidak.

Mereka berbincang lama sampai mencapai kesepakatan. Sekretaris Sehun meminta pendapat boss nya. Apa yang perlu direvisi lagi.

"Oh Sehun."

Irene memanggil Sehun dengan penuh ketenangan dan kelembutan.

Sayangnya panggilan Irene digubris sama sekali.

Irene tidak mendapatkan respon apa pun. Wajahnya semakin jatuh. Sedangkan Oh Sehun masih mendalami pikirannya.

Dia mengetuk pinggiran kursi dengan jari tangannya yang kuat dan langsing.

"Tuan."

Asisten Oh Sehun mencoba menyadarkan bos nya yang tidak fokus sama sekali.

Tidak biasanya bosnya tidak fokus pada pekerjaan. Seolah dia penasaran apa yang dipikirkan tuannya.

Bukankah sudah ada nona Irene yang dikejar oleh tuannya bahkan demi berada terus di sisinya ia memberi pesyaratan kontrak kerjasama dengan sangat baik?

Sampai bunyi dering telepon terdengar dan menyadarkan Sehun.

"Siapa yang memanggil?"

Sehun penasaran entah kenapa ia berharap matanya tidak jauh dari sekretarisnya.

Irene yang sedari tadi diabaikan mengepalkan tinjunnya, sekali menahan napas.

"Itu Nona Muda Suzy tuan."

Dia melihat nama di balik ponsel pintar milik bosnya itu.

"Ini nona Bae Suzy, Tuan. Saya akan mematikannya."

Asisten Oh Sehun tahu dia sangat tidak menyukai tunangannya yang selalu merengek setiap kali menelponnya di saat pertemuan dengan kolega perusahaan.

Senjatanya adalah sakit. Sehingga Oh Sehun selalu sakit kepala untuk menenangkannya.

Dan setiap kali dia menelpon lagi, tuannya selalu bilang abaikan telponnya.

"Berikan padaku."

"Apa?"

Oh Sehun segera mengambil telponnya tanpa menunggu reaksi asistennya.

Dia mengambil ponselnya dan meminta yang lain untuk membiarkannya sendiri di dalam ruangannya.

"Saya akan menandatangani kontrak, dan memberi anda kepastian setelah tiga hari kemudian. Jika ada hal yang kurang, anda bisa berdiskusi dengan asisten saya. Mohon maaf, pertemuan kita sampai di sini."

Jelas Oh Sehun tidak perubahan dari wajahnya saat mengatakannya tenang seperti air.

Kharisma penguasanya membuat orang akan menghentikan napas.

Transmigrasi Cepat : Kematian Antagonis Mendapatkan Hati Pemimpin PriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang