Bab 45 - Aktris Antagonis Menyukai Paman 4

1.3K 211 23
                                    

"Keugh...hik...sob..."

Seorang wanita muda menangis tepat di taman rumah sakit.

Dia jongkok tepat di mana pejalan kaki lewat sambil memeluk hasil dari tes darah mau pun biopsi sumsum tulangnya.

Dan hasil tes itu membuatnya kehilangan banyak kehidupan.

Orang-orang lewat begitu saja, tidak memperdulikannya.

Bukan karena orang-orang tidak ingin menanyakan.

Tetapi takut disalahpahami oleh orang lain.

Di sisi lain seseorang pria yang mengenakan jas putih berlari ke arah Suzy yang menangis.

Napasnya tersengal-sengal saat menatap Suzy yang memeluk dirinya.

Dia ingin memanggil Suzy.

Tetapi.

Dering...

Dering...

Suzy ingin mengabaikan bunyi ponselnya yang memanggil.

Tetapi, saat melihat nama siapa yang tertera dia mulai memiliki sedikit kesedihan.

"Ayah..."

Dia memanggil nama ayahnya.

Segera Suzy mencoba menstabilkan napasnya, dan mengusap sisa air matanya.

"Halo ayah."

"Halo putriku, bagaimana kabarmu?"

Suzy merasa hatinya terenyuh, dan rasa sakit karena hidupnya tidak lama lagi berkurang.

Tetapi itu membuatnya kembali merasa sakit hati.

"Baik Ayah."

"Baguslah kalau kamu baik-baik saja. Sebenarnya ayah ingin meminta bantuan mu."

Suzy semakin tahu jalan ke arah mana ayahnya memanggil dia.

Dia mengusap dadanya.

Matanya kembali merah.

"Ayah, butuh uang sekarang. Kau tahu adikmu Hyujin sudah harus masuk SMA. Jadi, aku dan ibumu membutuhkan uang 5 juta won. Hanya itu saja, kau punya banyak uang kan, jadi transferkan uang mu ke rekening ayah, ok?"

Suzy mengigit bibirnya, air matanya keluar dan ia kehilangan banyak semangat.

"Ayah! Aku tidak punya uang! Keluargamu, bukan keluargaku. Semenjak anda memasukkan saya ke asrama. Anda tidak pernah peduli pada saya. Bahkan hanya meminta uang kepada saya terus menerus. Apakah saya benar anakmu? Jangan menyebut wanita itu ibuku. Aku tidak pernah punya ibu lain saat merebut suami ibuku! Jadi, saya tegaskan mulai hari ini saya menolak keinginan anda lagi!"

Suzy mengeluarkan semua kekesalannya.

Apakah ada seseorang yang mengerti dia?

Kemarahan seorang pria paruh baya meledak di balik telpon genggam Suzy.

Dia kembali memaki Suzy dengan berbagai macam kata kotor.

Sama seperti ibunya di masa lalu sampai hari kematiannya ayahnya memaki dia, dan membawa wanita lain yang hamil.

Saat ibunya pergi, deposit rumah mereka.

Ayahnya menjualnya tanpa persetujuan putrinya.

Dan memaksa Suzy untuk memasuki asrama.

Kehidupan Suzy di sana tidak berlangsung baik.

Dia ditindas dan diabaikan oleh para guru ketika dia mengadu.

Transmigrasi Cepat : Kematian Antagonis Mendapatkan Hati Pemimpin PriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang