3 hari berlalu...
Kris membawa Suzy untuk menghirup udara segar dengan mendorong kursi rodanya.
Suzy mulai melakukan komunikasi kepada Kris tetapi tidak banyak yang ia katakan.
Mereka masih berada di rumah sakit lebih tepatnya sekitar halaman yang diisi beberapa pasien lainnya mau pun orang yang datang menjenguk.
"Apakah anda merasa lebih baik sekarang?"
Suzy mengangguk sambil tersenyum lembut, kemudian pandangannya teralih melihat sekelilingnya.
Matanya melihat pasangan tua yang memakai baju rumah sakit yang sama dengannya. Mereka terlihat manis bersama.
"Mereka terlihat bahagia."
Kata Suzy memulai pembicaraan dengan suara yang lemah dan tidak buruk untuk didengar.
Kris yang mendengar perkataan Suzy menoleh ke arah pasangan tersebut. Dia mengepalkan tangannya.
"Ya, mereka terlihat baik."
Mereka kembali diam dan menikmati suasana di sini.
"Suzy, apakah itu kamu?"
Suara berat seorang pria memanggil nama Suzy.
Swoosh...
Semilir angin menderu tubuh kurusnya, Suzy yang mengenal suara familiar itu segera memutar kursi rodanya ke arah asal suara itu dengan cepat.
Kris juga ikutan menoleh dan matanya langsung terlihat dingin.
"Apa yang kau lakukan di sini?"
Pria bernampilan lusuh itu, tapi ketampanannya tidak pudar berjalan mendekat ke arah Suzy. Langkah yang terburu-buru.
"Suzy."
"Oppa..."
Suzy mengatakannya dengan lemah, dia melihat pria itu. Pria yang menghancurkan rasa percaya dirinya akan cinta.
"Jangan mendekat!"
Tolak Suzy tiba-tiba suaranya meninggi tidak ingin merasakan sakit lagi.
"Oh Sehun berhenti di sana."
Kris mulai menghalangi jalan Sehun, dia memasang badan agar ia berhenti mendekati Suzy.
Sehun yang ditahan menatap dingin Kris. Selama ini dia yang menyembunyikan Suzy.
"Tuan Kris apakah anda akan menghalangi saya bertemu dengan tunanganku?!"
"Mantan tunangan."
Balas Kris tak kalah sengitnya.
"Saya tidak pernah memutuskan tunanganku."
"Kedua keluarga kalian telah mengumumkannya, kau dan Irene telah tinggal bersama, bukan? Media yang memberitahu."
Kris mengatakannya tanpa memberi Sehun untuk membalas mau pun membantah itu semua.
"Oppa aku ingin kembali."
Suzy mulai memanggil Kris dengan sebutan kakak yang akrab, padahal sebelumnya dia hanya menggunakan kata nama saja dibarengi dengan tuan di depannya.
"Dengan senang hati tuan putri."
Kris mulai mengambil alih pergerakan kursi roda Suzy.
Mereka segera pergi meninggalkan Sehun yang tidak bisa berkata apa pun.
Jarak mereka semakin menjauh dan Sehun tidak terlihat lagi. Suzy sekali lagi menangis.
"Mengapa kau menangis lagi? Apa yang kau tangisi? Apakah kau tidak lelah?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Cepat : Kematian Antagonis Mendapatkan Hati Pemimpin Pria
Fanfiction+++ WARNING!!! CERITA INI BERGENRE FANFACTION. JADI MOHON HARGAI SAYA SEBAGAI PENULIS. KALAU NGGA SUKA CASTNYA, LEBIH BAIK SKIP AJA CERITA INI. +++ Suzy adalah salah satu bagian dari wanita yang melakukan transmigrasi diberbagai cerita. Misinya ada...