Part 20 [Good bye] 3

224 76 58
                                    

kesakitan yang teramat perih adalah kesakitan ditolak secara terang-terangan.

❤❤❤

NO COPAS NO BULLY

❤❤❤

Emellyana menangis dan bertanya dalam hatinya. Tubuhnya masih gemetar dipelukan Ana. Seakan Emellyana tahu kejadian hari ini membuktikan bahwa hubungan mereka hanya sebuah mimpi semu.

Hari semakin malam dan seminggu sudah berlalu, berbagai cara Alief lakukan agar mereka tetap bersama, bertemu, tapi hasilnya tetap sama Emellyana menolak dengan alasan dia tidak ingin melawan Ibunya.

"Pergi Li aku gak mau ketemu kamu lagi," Emellyana memohon setengah berbisik dari kamarnya.

Ya, Alief kembali hadir didalam kamar Emellyana, menemui gadis itu setelah siang tadi sekali lagi Emellyana mengusirnya dari halaman sekolahnya.

"Terserah, aku tetap ke sini nemuin kamu," ujar Alief tidak peduli pada penolakan Emellyana. "Aku gak mau pisah sama kamu lagi Eme."

"Kenapa sih kamu keras kepala, Ibu aku gak nerima kamu, jadi jauhi aku!" tekan Emellyana masih dengan suara lembutnya. Dia mengecilkan volume suaranya agar Ibunya tidak mendengar percakapan mereka.

"Aku gak peduli! Aku gak ada hubungannya dengan masa lalu mereka!" teriak Alief marah. "Ini gak adil! Kenapa harus aku? Kenapa gak Papa aja!"

"Li kecilkan suara kamu nanti Ibu denger," Emellyana berbicara pelan dihadapan Alief.

"Huufh! Tenang aja, Tante Ana gak bakal denger, aku udah tidurin dia pake kekuatan aku," jelas Alief lembut. "Apa perlu kita kabur aja? Kita pergi Eme dari Jakarta."

Emellyana melotot kaget saat mendengar ide gila Alief. Dia sampai mematung untuk beberapa saat.

"Li cukup! Aku gak bakalan mau kabur! Hari ini besok atau lusa atau taon depan! Ngerti kamu!" bentaknya marah.

"Maaf," ujar Alief lirih. "Aku cuma gak tahu lagi gimana caranya supaya tetap bisa sama kamu Eme, aku gak mau dipisahin sama kamu lagi."

Emellyana semakin sakit saat Alief meremas kuat jari-jarinya, seakan itu membuktikan bahwa dia bersungguh-sungguh dengan ucapannya.

Emellyana membalikkan badannya sambil meneteskan air mata. Melepaskan genggaman mereka.

"Pulang lah Li, ini udah larut malam, besok kamu sekolah kan?" mohon Emellyana lirih masih membelakangi Alief.

"Tapi Eme..."

"Dan aku mohon ini terakhir kamu ke kamar aku, jangan lagi kamu ke sini, apalagi ke sekolah, aku bener-bener gak mau ketemu kamu lagi Li," mata Emellyana masih berkaca-kaca.

"Gak mau! Besok atau sampe kapanpun aku bakalan tetep nemuin kamu."

"Li aku gak cinta sama kamu," Emellyana membalikkan badannya menatap mata elang Alief yang tajam tersebut.

DEG!!

Kata-kata Emellyana benar-benar sangat menggores dihati Alief. Sangat sakit. Bagai teriris pisau yang tajam. Membuat Alief terdiam tanpa kata.

KITA YANG BEDA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang