"Kamu cinta gak sih sama aku?"
NO COPAS NO BULLY
"Eh! Jadi kita kemana?" Emellyana bertanya sambil menutupi seragamnya dengan handuk.
"Diam aja udah! Nanti juga bakalan tau kita ke mana."
Emellyana tidak bertanya lagi, dia memilih bungkam dalam handuk yang masih menutupi disetengah badannya.
Dua puluh menit kemudian mobil Alief memasuki parkiran mobil disalah satu apartemen. Emellyana melirik kesana kemari mengamati sekelilingnya yang sepertinya basement bawah tanah.
"Alief ngapain sih kita ke sini? Ini tempat apaan? Ali aku..."
"Udah turun aja, nih pake jaket aku lepas handuknya," titah Alief datar.
"Ta...tapi Alief ini tempat apaan?"
"Jangan banyak tanya Emelly, tubuh kamu udah sedingin es, cepetan turun atau aku gendong!"
Emellyana mengerucut bibirnya tidak senang, "Iya...."
Emellyana meletakkan handuk Alief dibelakang jok mobilnya lalu mengenakan jaket hitam milik Alief tersebut.
Emellyana menutupi seragam putihnya yang transparan. Walaupun selama diperjalanan Emellyana tidak mengeluh tetapi Alief tahu Emellyana sejak tadi gemetaran dan pucat. Dengan cepat pemuda berwajah tenang tersebut menggengam tangan Emellyana memasuki ke dalam pintu lift menuju lantai lima belas.
Ting!
Pintu lift itu terbuka dan Alief juga Emellyana sudah keluar dari dalam lift. Melangkahkan kaki mereka ke pintu apartemen yang sangat Alief kenal kata sandinya.
"Ali ngapain kita ke sini?" Emellyana mulai ketakutan. "Li..."
Alief menekan beberapa kata sandi dipintu apartemen tersebut dan...
TING!
Pintu itu terbuka!
"Ali aku mau pulang...," Emellyana mulai membalikkan badannya menjauhi Alief. Tapi dengan cepat pemuda itu menarik lengan Emellyana yang berbalut jaket tersebut.
"Kamu mau dimarahin Ibu kamu pulang basah- basah kek gitu!"
"Gak apa-apa! Yang penting aku selamat gak diapa-apain kamu didalam sana!" ketus Emellyana tidak suka.
Alief menghembuskan napas jengkelnya lalu menarik tangan gadisnya itu masuk ke dalam apartemennya.
"Gak mau!" tepis Emellyana.
Karena kesal tangan Alief dihempas Emellyana, tetapi Alief mendekat dan menggendong gadis itu ala bridal membuat Emellyana berteriak-teriak histeris.
"Aliiii gak mau! Aliiii turuniin akuuu!!! Aliiii!!!"
"Diem!" bentak Alief.
Alief membawa tubuh Emellyana tepat ke kamarnya. Membuat mata Emellyana melotot ketakutan.
"Alief kamu mau ngapain?! Alief jangan macem-macem! Alief aku masih sekolah! Aliiieeff!!"
"Berisiikkk!" bentak Alief saat menurunkan gadis itu tepat dibawah lantai kamar apartemennya. "Kamu tuh mikir apa sih! Aku tuh gak bakalan ngapa-ngapain kamu kecil! Udah sana buka baju sama rok kamu yang basah! Pake apa saja yang ada di lemari aku! Terserah itu apa! Aku juga mau ganti baju di luar!"
Emellyana melongok tidak percaya. Ternyata Alief tidak semesum yang dia kira. "I..i..iya."
Sebelum Alief menutup rapat pintunya pria itu mengatakan sesuatu yang berhasil membuat pipi Emellyana merah merona.
KAMU SEDANG MEMBACA
KITA YANG BEDA
Fantasy---NEW VERSION---- Harap sebelum baca d follow dulu, Aku mencintainya, Aku menyayanginya, sejak lama, sejak ratusan atau ribuan tahun yang lalu, tapi kami berbeda dan masalah selalu sama hingga sekarang... yang ku punya hanya keyakinan kami pasti be...