Part 5 [Thalia Devil]

200 34 23
                                    

"Kamu emang cocok jadi dokter, kamu baik banget sayang, bangga punya kamu."

NO COPAS NO BULLY

❤❤❤

Alief meratapi nasibnya di tinggal Emellyana untuk kedua kalinya. Dia benar-benar kehilangan, disandarnya kepalanya tepat disandaran jok mobil yang sedari dikendarainya sendiri untuk mencari Emellyana.

Hari sudah larut, langit semakin gelap dengan bintang dan bulan yang menerangi. Hujan telah berhenti dan aspal masih basah karena air hujan.

"Emelly di mana kamu? Di mana?" Alief bertanya lirih dalam keputus-asaan.

"Gak mungkin aku pulang tanpa kamu..."

Alief stress, setiap sepuluh menit sekali dia menghubungi Verrel dan anak buahnya hanya untuk menanyakan keberadaan Emellyana. Tapi hasilnya selalu sama mereka belum menemukan istrinya itu.

"Kenapa belum ketemu juga!? Pokoknya gua gak mau tahu! Cari istri gua sampe ketemu! Jangan berhenti cari dia! Ngerti!"

Begitulah makian, hentakan dari seorang Alief, dia tidak peduli anak buahnya sakit hati atau tidak senang saat mendengar perintah darinya.

Yang dia mau tahu Emellyana selamat dan ada disampingnya.

"Verrel? Gua mending telvon Verrel lagi! Siapa tahu ada petunjuk!" ujar Alief masih dalam kekalutan yang dalam.

❤❤❤

Di tempat lain Verrel yang tengah bersandar di sofa dikagetkan oleh getaran handphone androidnya.
Dengan cepat dirogoh saku celana itu dan terpampanglah nama Ali di sana.

"Shit! Dia nelvon lagi! Gua jawab apa coba? Gak mungkin gua angkat di sini! Bakalan ketahuan gua gak di jalan! Duh gimana nih! Dia pasti nanyain Emelly lagi! Sial! Sial!" gerutu Verrel bingung.

Drrrrt...drrtt...drrrrt..

Getaran handphone itu benar-benar menganggu konsentrasi verrel. Hampir tiga kali dia mondar mandir mencari jalan keluar.

"Gua pamit pulang aja deh sama Natasyah, tapi kalo dia marah gimana?" tanya Verrel di hatinya.

Drrrrt..drrrttt...drrrrttt...

Sekali lagi getaran handphone itu membuat pikiran Verrel terjebak antara pacarnya atau Sahabatnya.

"Udah ah! Gua keluar aja lanjutin nyari bini Ali! Huufh! Kalo bukan temen udah gua buang ni hp! Ganggu aja!"

Verrel melangkah ke kamar Natasyah takut-takut, mengetuk pintu itu. Dia ingin pamit untuk keluar dari apartemen tersebut.

Tok!

Tok!

Tok!

"Sayang?"

Satu menit berlalu.

Tok!

Tok!

Tok!

"Natasyah?"

Dua menit kemudian.

Tok!

Tok!

Tok!

"Sayang jawab dong?! Aku pergi lagi ya? Boleh ya?!"

Ceklik!

KITA YANG BEDA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang