Part 11 [Treasure, throne and woman] 1

1.8K 237 105
                                    

Kita gak mungkin bersama karena kita beda.

NO COPAS NO BULLY

❤❤❤

"Hiks..hiks... Ali cukup! Mama kamu gak suka sama aku..hiks..," Emellyana sesenggukkan menahan tangis. "Hiks...lupain aku!"

CIIIITTT!

Alief menekan pedal rem mobilnya secara mendadak. Di pandangnya gadis yang ada disebelahnya itu.

"Jangan becanda Eme! Aku gak akan pernah lupain kamu sedetikpun!" tegas Alief. Matanya menyala berapi-api.

"Hiks...tapi Mama kamu nolak aku Li..hiks..," Emellyana menahan tangis yang semakin deras. "Kita gak mungkin bisa sama-sama..hiks.., dari awal aku udah yakin...hiks..kita memang ditakdirkan untuk gak sama-sama Li...hiks..."

Alief tidak tahan lagi dia memeluk gadis itu dalam luka yang dalam, "Sayang jangan ngomong kek gituh, aku udah berjuang sampe kek gini! Tolong jangan hancurin perjuangan aku sampe disini."

Emellyana menggeleng dalam tangis dipelukan Alief, "Li.. hiks.. Aku takut semuanya sia-sia Li..hiks...."

Alief melepaskan pelukannya menghapus air mata di kedua pipi Emellyana lalu menatap tajam mata sembab itu, "Sayang! Hei! Dengerin aku! Biarin Mama berkata apa jangan dengerin dia! Aku akan bicara dengan Mama, baik-baik..., aku yakin Mama pasti dengerin mau aku."

"Ali..hiks... Mama kamu gak suka gadis miskin kek aku Li...hiks..," Emellyana tetap ragu dan menggeleng.

"Sayang jangan ngomong kek gitu."

"Itu kenyataannya Li,..hiks.., lebih baik kita gak usah ketemu lagi,..hiks..."

Sekali lagi Alief menangkup wajah Emellyana dengan kedua tangannya yang kekar lalu sedetik kemudian melumat bibir Emellyana.

Hampir lima menit, hampir membuat Emellyana sulit bernapas dan hampir membuat Alief hilang kendali.

"Li...mmpphmm," Emellyana berusaha menjauhi tubuh kokoh itu dari darinya. "Mmmphhm... mundur Li."

Mata Alief masih terpejam tepat digaris hidung Emellyana, napasnya memburu, "Jangan pernah ucapkan lagi kata pisah, atau aku akan melakukan yang lebih dari itu."

"Ma..ma..maksudnya?"

Mata Emellyana melotot penuh tanda tanya ke arah Alief.

"Gadis polos kek kamu gak bakal ngerti kecuali aku praktekin," jelas Alief kembali menekan pedal gas mobilnya. "Waktumu cuma lima belas menit sayang, hapus sisa air mata itu. Aku gak mau Ibu kamu mikir yang gak-gak."

Emellyana menurut dia menyeka kedua air mata dipipinya lalu semenit kemudian Emellyana melihat cincin di jari manisnya. Dadanya kembali sakit dan Alief tahu itu.

"Jangan coba-coba lepasin cincin dari aku, semarah apapun itu kamu! Jangan pernah lepasin cincin itu!" ancam Alief.

Emellyana tidak berkata apa-apa dia hanya mengusap berlian itu lalu kembali mendongak menatap keluar jendela mobil.

"Ali kita gak mungkin bersama," batin Emellyana. "Kita beda Li."

Alief menyentuh tangan Emellyana sambil mengemudi mobilnya, "Berhentilah mikir yang gak-gak sayang."

Emellyana kaget dia melirik Alief, "Kamu bisa baca pikiran juga?"

Alief terkekeh geli, "Gak sayaaangg, itu nebak aja! Dan benar kan tebakan aku kamu mikir yang gak-gak!"

KITA YANG BEDA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang