Part 19 [Journey of return]

286 79 63
                                    

Seakan dunia milik berdua mereka tidak peduli pada tatapan manusia manapun.

NO COPAS NO BULLY

Emellyana mengangguk dipelukan Alief. "Iya, makasih Li."

Malam itu Emellyana dipelukan Alief hingga terlelap tidur kembali. Entah apa yang dimimpikan Emellyana yang pasti gadis tujuh belas tahun itu tidak ingin jauh dari Alief walau cuma sebentar.

"Jangan pergi Li, tidur disini aja," suara Emellyana meracau lirih. Tubuh Emellyana sedikit gemetaran. Tangannya meremas kuat kaos hitam Alief.

"Iya sayang, aku bakalan disini, tidur disamping kamu," Alief berbisik lembut mengusap rambut Emellyana yang halus, entah berapa kali.

Malam itu di rumah sakit itu untuk pertama kalinya Alief tidur dengan Emellyana. Emellyana sangat dekat tepat dihadapannya. Cantik. Matanya terpejam. Kembali tidur.

Alief yakin jika Emellyana tidak dalam keadaan penyembuhan dari sakitnya pasti dia sudah menindihnya sekarang.

Alief mengecup bibir ranum dan tipis itu. Melumatnya, menggigitnya, mengulumnya bagai permen yang manis.

"Aasshh...Li," Emellyana mendesah. Menahan serangan Alief. "Mmmphmm..,Li..."

Pria itu melunak, menjauhi bibirnya dari merahnya bibir Emellyana.

"Maaf Eme, cuma bibir kok gak lebih."

Emellyana membuang mukanya masam, "Dasar mesum."

Alief terkekeh lalu kembali mengecup pipi Emellyana.

Cup!

"Sayangkan depan mata dianggurin?"

"Maksudnya?" Emellyana berteriak melotot ke arah Alief.

"Gak sayang! Becanda, gih tidur lagi. Besok mau pulang kan?"

Emellyana merubah posisi tidurnya lalu tersenyum mengangguk, "Awas ya nyium lagi! Aku marah nih!"

"Iya iya," Alief tahu dia harus membuang jauh-jauh pikiran kotornya. "Galak banget sih sayang."

Emellyana tidak lagi membalas kata-kata Alief, dia memilih memejamkan matanya kembali tidur.

Emellyana terlelap dipelukan Alief, tidur tepat didada bidang Alief mencari kehangatan disana. Alief tidak merasa risih dia dengan senang hati membiarkan Emellyana terlelap didadanya.

"Good night sayang," Alief membelai lembut rambut hitam itu. "Love you."

Alief masih mengingat-ingat pembicaraannya dengan Papanya barusan. Dia melihat wajah tidur Emellyana.

"Jadi ternyata Tante Ana itu punya tempat yang spesial dihati Papa. Masa lalu Tante Ana benar-benar buruk. Aku juga gak nyangka ternyata Om Johan bisa separah itu. Kalo kamu anaknya Om Johan itu artinya Emelly sodaraan dengan Llynna?" Alief membatin kaget.

"Astaga! Kenapa aku baru nyadar sekarang!" wajah Alief berubah pucat.

"Kalo Emelly tahu aku udah tunangan dengan Llynna gimana? Kalo dia juga tahu mereka saudaraan, Emelly pasti bakalan jauhin aku."

Alief meremas rambutnya karena shock, "Aku yakin Emelly pasti ninggalin aku, apalagi kalo sampe dia tahu aku pernah ngelakuin itu sama Llynna, Emelly pasti gak mau kenal aku lagi."

Alief mengacak-acak rambutnya tidak tentu arah, dia cemas, jantung Alief berdetak cepat, "Kenapa jadi kek gini."

❤❤❤

KITA YANG BEDA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang