Part 3 [Amukan]

222 55 32
                                    

aku menderita di sini dan kamu bahagia di sana, dengan dia. Sungguh cinta itu semu!

❤❤❤

NO COPAS NO BULLY

❤❤❤

Area 18++
Terdapat adegan kekerasan!!

Alief menemui sahabatnya Verrel dan Samuel. Dia belum siap pulang, mengatakan segalanya pada Emellyana. Hatinya masih luka karena mengecewakan Ellynna, wanita tulus dengan sejuta cinta dihatinya.

Seperti biasa di markas mereka gedung tua. Terlihat wajah Alief yang tampak sedih.

"Lu udah bilang semua sama Llynna?" tanya Verrel takut-takut untuk ke tiga kalinya.

Alief tidak menjawab, dia hanya diam saja.

"Li lu dengerin kan?" Samuel ikutan bertanya.

"Iya, gua denger."

"Llynna baik-baik aja kan Li? Dia marah gak sama lu? Dia maki lu kagak?" tanya Verrel lagi. "Dia gampar lu gak?"

Alief menggeleng lambat. "Ellynna menerimanya, sangat menerima..."

Mereka berdua Samuel dan Verrel saling melirik satu sama lain memandang seakan tidak percaya dengan apa yang didengar mereka barusan.

"Gua jahat banget! Gua nyakitin dia terus-terusan sedangkan dia, dia gak pernah nyakitin gua," Alief menyesali hatinya yang menyakiti Ellynna.

"Udah Li! Ini juga bukan salah lu, lagian semua udah terjadi, perasaan manusia, gak ada yang tahu Li, takdir manusia gak ada yang bisa mastiin Li, jangan terus-terusan salahin diri lu," tutur Samuel bijak.

"Bener bro! Terima aja jalannya mungkin kek gini takdir lu, mending lu pulang ke apartemen lu, Emelly pasti nungguin lu, ini udah tengah malam Li, kasian Emelly nungguin lu kemalaman," tambah Verrel.

Alief menghembuskan napasnya. Dia baru sadar, Emellyana menunggunya sedari tadi. Entah kenapa dia sesaat melupakan Emellyana, istrinya.

"Ya udah gua cabut duluan, makasih ya kalian mau dengerin gua tadi."

Alief berlalu meninggalkan mereka, kembali ke apartemennya. Sesampainya di unit apartemen, dia membuka pintu itu secara hati-hati.

Alief jelas tidak ingin membuat suara yang membuat Emellyana terbangun dari tidurnya.

Baru satu kali melangkah, Alief tampak kaget melihat Emellyana tertidur di sofa ruang depan. Dia meringkuk seperti bayi. Manis sekali.

"Sayang, kenapa tidur di sini?" batin Alief tidak tega.

Dia mendekati istrinya itu bermaksud menggendongnya ke kamar.

"Maaf den, udah Bibi suruh tidur di kamar tapi nyonya maksa mau nungguin den pulang, dari sore nyonya duduk disitu terus!" suara Bi Inah setengah mengantuk menjelaskan kepada Alief.

"Gak apa-apa Bi, Bibi lanjutin aja tidurnya, biar Emelly Alief yang gendong ke kamar."

Lalu Bi Inah mengangguk patuh.

Sedangkan Emellyana sudah digendongan Alief. Alief meletakkan tubuh mungil itu di kingsize.

"Maaf aku gak nepatin janji belikan baju baru kamu hari ini, maaf udah bikin kamu nunggu, maaf juga karena aku pulang larut malam, maaf ya," batin Alief mengusap pipi chubby itu.

KITA YANG BEDA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang