Part 9 [The best husband] 2

281 21 17
                                    

Aku bukan pelampiasan di saat pemeran utama tidak ada

NO COPAS NO BULLY

❤❤❤

Emellyana menyusul Ellynna memasuki kamar utama.

"Llynna tunggu..., ini kamar aku sama Ali, kamu bisa tidur di kamar sebelah," tawar Emellyana masih dengan suaranya yang lembut.

Llynna membalikkan badannya menatap lurus ke arah Emellyana, "Gua gak sudi tidur di kamar sebelah, gua maunya tidur di sini. Di kamar utama. Jadi lu yang harus pindah, pindahin tuh semua barang-barang lu!"

Dada Emellyana terasa nyeri. Nyeri banget. Seandainya bisa lari dia ingin pergi dari apartemen itu lagi. Emellyana ingin protes tapi dia tidak kuasa. Dia bukan wanita pembangkang.

Sekuat tenaga dia tersenyum menguatkan hatinya yang sakit. Kenapa di madu sesakit ini? Kamarpun harus di beri?

"Ya sudah aku pindahin barang-barangku dulu," Emellyana membuka lemari dan mengeluarkan semua pakaiannya.

"Aku harus kuat," batin Emellyana luka.

"Nah gitu kan bagus nurut," senyum devil Ellynna mengudara.

Tidak lama Bi Inah datang dan melihat Emellyana yang tengah menyusun pakaiannya di lantai. Dia meletakkan teh itu di atas nakas, "Nyonya teh Nyonya bibi taruk di sini ya?"

"Bi tehnya taruk di nakas kamar sebelah aja Bi," titah Emellyana masih dengan suara lembutnya.

"Loh kok kamar sebelah Nyonya?"

"Soalnya mulai hari ini Emelly tidur di sebelah Bi. Taruk di sana ya Bi," Emellyana masih membereskan semua pakaiannya di lemari.

"Baik Nyonya," Bi Inah pun tidak berkata lagi dia menuju ke kamar sebelah.

"Waah! Baju-baju lu bagus-bagus semua yaa?" sindir Ellynna. "Ternyata lu sukses rupanya jadi nyonya muda."

Emellyana tidak menggubris ucapan Ellynna. Dia hanya ingin cepat-cepat keluar dan menyusun pakaiannya di kamar sebelah.

Di angkatnya pakaiannya ke kamar sebelah tapi sesampai di pintu kamar Bi Inah menawarkan tenaganya untuk menolong Emellyana.

"Sini Nyonya, biar Bibi aja. Nyonya duduk aja."

"Gak usah tolongin dia," cegah Ellynna. "Kamu gak lihat dia bisa sendiri! Tuh urusin pakaian aku aja, susunin di lemari. Yang rapi!"

"Udah Bi gak apa-apa, Emelly bisa kok ngurusin ini sendiri, Bibi tolongin aja ya nyonya Ellynna," senyum Emellyana mengembang.

"Baik Nyonya, bibi selalu nurut apa kata Nyonya."

"Makasih Bi."

"Nurut juga apa kata gua!" tekan Ellynna garang.

❤❤❤

Setengah jam kemudian Emellyana sudah menyusun semua pakaiannya di kamar tamu. Ada yang nyeri di hatinya. Seakan dia bukan lagi nyonya di rumah itu. Emellyana melihat sekeliling kamarnya yang beda.

"Hiks..hiks..," tanpa terasa air mata itu menetes begitu saja. "Hiks.. Kenapa aku terasa asing di rumah ku sendiri..? Hiks,"

Emellyana merosot di depan lemari pakaiannya. Dia sudah tidak tahu lagi harus bagaimana.

❤❤❤

Dua jam kemudian Alief pulang, Emellyana sudah berdiri di belakang tempat duduknya. Tapi bukan Emellyana yang dipanggilnya.

KITA YANG BEDA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang