Part 6 [The Devil's King]

164 23 19
                                    

Aku mencintaimu lebih dari kata-kata yang bisa ku ungkapkan.

❤❤❤

NO COPAS NO BULLY

❤❤❤

"CUKUP THALIA!! HENTIKAN!!" perintah Ozik sekali lagi.

Mata Ozik tidak kalah tajam, dia menatap serius tepat ke mata merah Thalia yang menyala bagai api.

"TIDAK AKAN!" teriak Thalia marah.

"Akan ku musnahkan mereka semua!!"

Napas Thalia naik turun bercampur erangannya yang mengerikan.

Wajahnya semakin penuh dengan dendam, "Manusia-manusia bodoh itu harus mati!"

"Aaaaakkkhhh!!!" Thalia berteriak sangat keras dan goncangan di bumi semakin hebat.

Tubuh Ozik bergetar hebat, gedung yang menjulang tinggi ini akan hancur bersama apa saja yang ada didalamnya. Ozik tidak punya banyak waktu, dia mengepakkan kedua sayap putihnya. Melayang dibantu kedua sayap putihnya yang kokoh.

Thalia masih bersimpuh di kingsize tersebut tapi tubuhnya sudah penuh pusaran angin dan Ozik tahu dia harus masuk kepusaran itu.

Ozik kembali berusaha menggapai Thalia kali ini tidak memeluknya, Ozik langsung mendekatkan bibirnya dibibir Thalia.

Cuma itu caranya, hanya itu yang bisa Ozik pikirkan. Sedetik kemudian mereka sudah berciuman, Ozik melahap bibir lembut Thalia yang panas bagai api.

Dan berhasil, pusaran angin di tubuh Thalia meredah dan sedikit demi sedikit goncangan gempa tidak terasa lagi.

Hampir tiga puluh detik Ozik mencium bibir berwarna hitam tersebut lalu melepaskan ciuman itu.

"Cukup Thalia, jangan diteruskan! Jika dewa dan Penguasa bumi tahu kamu yang melakukan ini. Kita akan dipisahkan lagi. Aku gak mau itu terjadi. Aku mohon hentikan kemarahan kamu, aku mohon," Ozik mengiba. Wajahnya berubah sendu.

"Ozik?" suara Thalia melembut.

"Belum terlambat Thalia, aku mohon hentikan kemarahanmu," Ozik memeluk erat tubuh Thalia yang panas bagai api.

"Tapi Mereka menyakitiku?"

"Aku tidak akan membiarkannya, percayalah! Kamu masih percaya aku?"

Thalia membalas pelukan Ozik, Ozik tidak pernah terbakar walaupun dia bersentuhan dengan Thalia. Setelah itu Thalia melunak dipelukan Ozik, dia mengangguk dua kali lalu memejamkan matanya.

Ozik yang tahu Thalia melunak lembut langsung meletakkan tangannya dikening Thalia yang terlelap tidur.

Dengan kekuatan tenaga dalamnya Ozik mengunci ingatan dan perubahan diri Thalia dikening Emellyana.

Telapak tangan Ozik mengeluarkan cahaya putih menyinari kening Emellyana yang sudah kembali ke wujud semula.

Kini Thalia kembali tertidur ditubuh Emellyana. Ozik sudah menghapuskan ingatan tentang kejadian beberapa menit yang lalu dimemori Emellyana. Thalia sudah kembali menjadi Emellyana, wanita dengan sejuta kali kelembutannya dan ketulusan dibanding dirinya.

"Huufh! Syukurlah!" ucap Ozik lega karena kerusakan di bumi tidak terlalu besar. Itu jelas terlihat dari apartemen Natasyah yang masih tegak berdiri tanpa retak.

Emellyana masih belum membuka matanya dia masih pingsan didekapan Ozik.

"Sabar sayang, kita akan segera pulang," bisik Ozik lembut tepat di wajah Emellyana yang masih pingsan.

KITA YANG BEDA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang