Part 2 [His love for you]

3.3K 331 205
                                    

Malaikat tidak pernah berbohong, aku suka kamu.

NO COPAS NO BULLY!!

❤❤❤


"Dimana kamu Thalia?" lirih Alief sedih. "Walaupun waktu berganti seribu tahun bayang wajahmu tidak akan memudar walau untuk satu hari pun."

Mata Alief terus memandang lukisannya. Dia mengingat sangat jelas kejadian dulu, kejadian yang dianggapnya hanya sebuah mimpi.

Entah dimana di belahan bumi mana jika benar itu adalah bumi. Ada seorang wanita tepatnya gadis, bermata merah indah, kulit putih pucat, bertanduk dua berwarna merah dan sayapnya kokoh hitam bag kelelawar. Dia menyeramkan? Tidak dia sangat cantik dia lah Thalia cintanya pangeran Ozik cicit dari keturunan salah satu dewa terkuat pada masa itu masa kemasan dewa Zeus. Tidak diketahui pangeran Ozik cicit keberapa yang pastinya dia sangat kuat sekuat leluhurnya yang sangat terkenal pada masa itu.

Thalia adalah putri Iblis dari negeri yang sangat hitam panas penuh api dan kebencian. Seharusnya pangeran Ozik menyukai para Dewi atau Bidadari yang terpilih tapi matanya tidak bisa melihat selain Thalia perempuan yang hatinya terbuat dari api itu.

"Jangan mengikuti Ozik," murka Thalia.

Dia tahu Pangeran Ozik ada dibelakangnya. Thalia turun ke bumi sayapnya berdiam kokoh dibelakang punggungnya. Tertutup rapat. Seperti kelelawar. Mata hazel merah itu menyala menatap Pangeran Ozik saat dia membalikkan badannya.

"Kenapa sih suka banget ngikutin aku?"

Ozik tersenyum, senyum itu indah seperti Malaikat putih dengan sayap bag burung merpati.

"Aku suka didekatmu."

"Huuh!"

Thalia menghembuskan napasnya.

"Cukup Ozik! Jangan keras kepala! Kita beda! Kamu gak capek ngikutin aku! Selalu sembunyi-sembunyi sampe ratusan tahun! Ayahmu bisa murka!"

"Biarkan saja, aku tidak peduli. Aku suka kamu! Cuma kamu Thalia!" senyum Ozik merekah.

"Jangan bohong! Mana mungkin Malaikat seperti kamu suka sama Iblis jahat seperti aku!" Thalia bersiap mengepakkan sayapnya meninggalkan Ozik.

Ozik menyadari itu, dia maju berusaha mencegah dengan menyentuh sayap hitam Thalia. Mata Ozik yang biru menatap mata merah Thalia, "Aku tidak punya kekuatan untuk bohong Thalia, kamu tahu itu. Malaikat tidak pernah berbohong, aku suka kamu Thalia sejak dulu sejak lima ratus tahun yang lalu."

Mata merah Thalia terus memandang mata biru Ozik. "Oziiik..."

Tiba-tiba kuas Alief yang jatuh ke lantai menyadarkan lamunan Alief. "Aduh!" Alief menyentuh kepalanya yang sedikit berdenyut. "Sialan kepalaku!"

"Hei sayang!" suara lembut perempuan terdengar jelas ditelinga Alief karena tangan perempuan itu sedang melingkar dileher Alief. Wajahnya tepat disamping kepala Alief. "Dicariin di sini ternyata."

Wanita itu mengecup pipi Alief lalu berdiri tepat disamping Alief.

"Ngapain di sini?" tanya Alief malas. "Kok gak ke kelas."

KITA YANG BEDA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang