Part 2 [Ellynna]

208 51 17
                                    

"Baru kali ini aku menyadari bahwa satu orang yang sama bisa menyakitimu dua kali, dengan kesalahan yang sama pula. "

❤❤❤

NO COPAS NO BULLY

❤❤❤

Hari sudah berganti dan matahari masuk dari sela-sela gorden jendela kamar mereka. Mata Emellyana menyadari ada yang menyilaukannya. Kelopak matanya terbuka. Dia mengucek mata itu dengan kedua jari mungilnya.

"~Nnggg~," Emellyana menggeliat dan bangkit dari posisi baringnya. Menyelimuti tubuhnya dengan selimut itu.

"Bajuku mana?" Emellyana baru sadar dia tidak mengenakan apa-apa. "Ya ampun! Gimana nih!"

Dia panik. Matanya kesana kemari mencari sesuatu yang bisa digunakan ditubuh mulusnya.

"Aduh! Pake apa coba?" tanyanya panik.

Emellyana memandang kesegala arah tapi tak menemukan apapun. "Handuk...? Handuk..? Handuk...? Di mana ya handuknya..?"

Ceklik!

Pintu itu terbuka, ada Alief disana membawakan nampan berisi dua roti coklat dengan minuman hangat sarapan pagi. Tersenyum memandang Emellyana yang kaget.

"Morning sayang...," senyumnya manis semanis caranya memperlakukan Emellyana. Dia juga sudah rapi. Rambutnya masih basah.

"Gak usah repot-repot, aku bisa bikin sendiri," rasanya aneh sekali melihat Alief memperlakukannya seperti itu.

Emellyana masih menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut. Menyisahkan kepalanya yang terlihat.

"Gak apa-apa, gak repot kok! Buat bini sendiri juga!" Alief meletakkan nampan itu di nakas. Kembali melihat Emellyana dan mengecup bibirnya.

CUP!

"Morning kiss!" bisiknya tepat di wajah Emellyana yang mematung. Emellyana kembali bersemu merah, dia semakin malu, di tambah lagi dia tidak mengenakan pakaian apapun di tubuhnya.

"Kok merah mukanya? Maluuu tuuuhh," goda Alief jail.

"Aliiiii!" pekik Emellyana. "Jangan mulai deh, Mana handuknya aku mau mandi?"

"Ooo, tuh digantung di kamar mandi, ambil aja," Alief menjawab enteng.

"Li ambilin aku maluuuu."

"Kenapa malu?"

"Iiihh Ali aku gak pake baju! Cepetan sana!"

"Terus kenapa kalo gak pake baju? Aku udah lihat juga semuanya."

"Aliiiii!!" pekiknya semakin nyaring.

"Hehehe, iya-iya, bentar aku ambilin!"

Alief mengalah dia tidak ingin mengerjai istrinya itu terlalu lama. Alief melangkah ke kamar mandi lalu kembali ke sisi tempat tidur dengan membawa handuk untuk Emellyana wanita itu menerimanya dengan cara mengulurkan tangan sebelahnya sedangkan tangan lainnya digunakan untuk menutupi tubuhnya.

"Nih..."

"Makasih."

Alief yang melihat tingkah istrinya semakin gemes dan terkekeh geli.

"Sampe kapan ditutupi? Aku udah lihat semua kok! Udah buka aja selimutnya."

Emellyana menurunkan selimutnya tapi di tubuhnya sudah terlilit handuk hingga ke atas dadanya.

KITA YANG BEDA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang