Part 22 [Radit]

218 72 63
                                    

"Your love is all I need to feel complete."

❤❤❤

No copas no bully

❤❤❤

Emellyana masih mendongak ke langit-langit sedangkan pria disebelahnya, cowok putih itu itu meremas lembut jari jemari Emellyana.

"Mikirin apa sih Eme?"
Dia membuyarkan lamunan Emellyana. Gadis itu tersenyum kecut. Dia tau Emellyana sedang bersikap lembut dihadapannya.

"Gak ada mas Radit."

"Jangan bohong, jangan mentang-mentang bentar lagi kita nikah mas gak tahu. Kamu masih mikirin cowok yang di Jakarta itu kan?"

Emellyana seperti maling yang ketahuan mencuri dia hanya membuang mukanya tidak menatap Rasyah, "Mas Radit aku..."

"Gak apa-apa sayang, mas bakalan nungguin sampe kamu lupain dia," senyum Radit manis sekali. "Cinta itu kan bukan memaksakan tapi menerima dan melengkapi."

"Maaf ya mas," lirih Emellyana sedih.

"Gak usah minta maaf, kamu gak salah. Gak pernah salah. Mas yang salah karena jatuh cinta sama kamu,  bodoh banget cowo itu ninggalin kamu."

"Mas berapa kali Emelly bilang mas, Emelly yang minta pisah bukan dia, jadi dia gak salah mas," ucap Emellyana membela Alief.

"Tapi kan dia bisa berjuang dapetin kamu kalo memang dia tulus."

Emellyana gak terima Radit menjelekkan Alief, dia berdiri bermaksud pergi dari situ.

"Eme!" Radit berdiri. Menarik tangan Emellyana, "Eme maaf Eme! Maaf! Mas gak bermaksud bahas ini lagi. Maaf ya kalo kamu tersinggung."

"Janji ya mas jangan bahas lagi."

"Tapi kamu jangan sedih terus, kalo sampe kita nikah kamu masih kek gini, mas juga yang sedih."

"Iya mas, iya," Emellyana tersenyum lalu Radit memeluk gadis itu.

"Sampe kapan sih dia jadi bayang-bayang hubungan kita?" batin Radit bertanya. "Apa kamu nanti bisa tulus sayang sama aku Eme?"

"Mas, kok ngelamun sih?" tanya Emellyana masih dipelukan Radit.

Radit melepaskan pelukan mereka tapi masih menggenggam jari-jemari Emellyana. "Pulang yuk Eme. Udah mau gelap juga, kasian Ibu kamu nanti nyariin, aku takut di introgasi lama-lama."

Emellyana terkekeh dan mengangguk, "Mas mulai takut ya sama Ibu?"

"Gak! Gak dong! Masa sama mertua sendiri takut."

"Iiiih pede! Calon mertua kali."

"Iya-iya, emang gak mau ya nikah sama mas?"

Emellyana mengerutkan keningnya, "Mas jangan becanda deh, bentar lagi kan kita nikah mas, seminggu lagi. Ngapain juga nanya gitu."

Radit tahu jawabannya, dia hanya tersenyum menanggapi omongan Emellyana. Radit tahu Emellyana setuju menikah dengannya karena Ibunya. Emellyana kalo boleh memilih dia pasti ingin pergi dari sini mencari pria itu. Entah siapa pria itu.

KITA YANG BEDA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang