Aku tidak bisa berhenti memikirkanmu, hari ini… besok… selalu.
NO COPAS NO BULLY
💚💙💚💙💚
Tiba-tiba bel apartemen itu membuat mereka saling melirik ke arah pintu.
TING!TONG!
TING!
TONG!
Suaranya yang terburu-buru membuat mereka bertanya bingung, "Siapa sih bunyiin bell gak sabaran gituh?"
"Biar aku aja yang buka," Verrel melangkah dan melihat dari balik lubang pintu lalu dengan cepat membuka pintu tersebut.
"Mana Emelly?" tanya Alief langsung masuk begitu saja.
"Cepat amat lu ke sini? Pake helikopter lu?" tanya Verrel heran.
"Mana Emelly Rel?" tanya Alief lagi tidak peduli.
"Oh jadi ini temen kamu yang arrogan itu," mata Natasyah memandang remeh ke arah Alief.
Membuat Alief bingung, dia menoleh ke arah Verrel lalu melihat sekali lagi cewek langsing bermata sipit di hadapannya saat ini.
"Rel siapa dia? Gua nanya bini gua di mana Rel? Bukan mau dengerin omongan gak jelas tuh cewek!" sentak Alief marah membuat mata Natasyah melotot dengan mulut mengangak.
"Sayang temen lu mulutnya emang gak sopan gituh ya! Udah ditolong juga bininya! Malah ngatain sembarangan," gerutu Natasyah manja bergelut dilengan Verrel, membuat pria itu salah tingkah dihadapan Verrel. Sedangkan Alief akhirnya mengerti siapa cewek dihadapannya.
"Rel dia pacar lu? Dan lu gak pernah cerita ke gua?"
"Mmm.. Itu..," Verrel bingung harus bilang apa.
"Terserah lu lah! Terus mana bini gua?"
"Dia lagi tidur di dalam kamar gua! Tuh kamarnya di sana," potong Natasyah lalu menunjuk menggunakan wajahnya di mana kamar dirinya.
Mata Alief melihat kamar tersebut. Lalu tanpa meminta ijin Natasyah atau Verrel, Alief melangkah mendekati kamar tersebut dan masuk begitu saja menemui Emellyana yang terlelap.
Alief tampak terpukul, seluruh tubuhnya terasa nyeri. Istrinya penuh dengan luka. Dia tidak tega.
"Sayang? Sayang?" bisiknya tepat disamping Emellyana. "Sayang maafin aku. Maafin aku yang udah ninggalin kamu, maafin aku yang gak pernah jelasin apa-apa soal Llynna, maaf atas semua kesalahanku, maaf."
Sayang... aku tidak bisa berhenti memikirkanmu, hari ini… besok… selalu.
Lalu Alief melirik tangan kiri Emellyana yang diinfus lalu sebelah tangan kanannya yang diperban. Wajah Alief penuh penyesalan.
Alief sedikit ragu menyentuh tangan yang di balut perban itu. "Apa itu terlalu sakit?"
Akhirnya dia hanya mengelus lembut jari jemari Emellyana, lalu tangan Alief menyentuh jidat kanan Emellyana yang juga luka.
"Sial!"
"Kenapa dia melakukan ini sama kamu? Kenapa harus Emelly? Emelly gak tahu apa-apa," rutuk Alief didirinya sendiri.
"Sayang aku di sini mau jemput kamu, aku bakalan ngilangin semua luka di tubuh kamu, tapi kita harus pulang dulu, aku gak mungkin gunain kekuatan aku di sini, di kamar ini. Bisa gawat kalo Verrel atau pacarnya itu tahu," bisik Alief di telinga Emellyana.
KAMU SEDANG MEMBACA
KITA YANG BEDA
خيال (فانتازيا)---NEW VERSION---- Harap sebelum baca d follow dulu, Aku mencintainya, Aku menyayanginya, sejak lama, sejak ratusan atau ribuan tahun yang lalu, tapi kami berbeda dan masalah selalu sama hingga sekarang... yang ku punya hanya keyakinan kami pasti be...