Karena kau yang berhak menentukan jodohmu sendiri bukan orang lain.
NO COPAS NO BULLY
❤❤❤
"Ngomong aja."
"Gak ngizinin Papa masuk dulu?" Burhan melirik brankar Emellyana.
"Di luar aja Pa, Emelly lagi bobok, Ali gak mau dia kebangun lagi."
"Dia udah siuman?" tanya Burhan kaget.
Alief menganggguk jengah. "Gituh deh! Kenapa Papa lihatin Ali kek gituh? Ali gak akan pulang Pa! Ali bakalan disini."
"Papa gak akan nyuruh kau pulang nak," suara Burhan melembut. "Papa malah setuju kalau kau tetap disini sampe dia bener-bener pulih terus pulang kerumahnya."
"Papa serius?" Alief mendelik curiga.
Senyum Burhan tulus, "Iya nak. Papa nyesel ngekang kau dengan Emelly. Dengan pilihanmu."
"Maksud Papa ngomong gituh apa?"
"~Ng.. Li kamu ngomong sama siapa depan pintu?" Emellyana ternyata belum sepenuhnya tertidur. Dia menegakkan badannya melihat Alief dengan seseorang.
Alief yang kaget langsung mendekati Emellyana mencegah dia bangkit dari tidurnya. "Gak usah bangun sayang tidur aja!"
"Tapi aku mau tahu Li," Emellyana tidak mengikuti saran Alief dia duduk dari tidurnya yang sesaat tadi.
"Om Papanya Alief," tiba-tiba Burhan berbicara tepat dibelakang Alief.
Membuat Alief menoleh tepat ke arah Papanya.Alief melirik tidak suka karena Papanya sekarang sudah berjalan mendekati brankar Emellyana tepat disampingnya. Membuat Emellyana ketakutan.
"Om saya..," Emellyana takut melihat ke arah Burhan. "Tidak bermaksud merepotkan anak Om."
"Tidak apa-apa nak, Om sama sekali tidak keberatan," ujar Burhan lembut. Burhan mengulurkan tangan kanannya, "Kenalkan nama Om Burhan, kau boleh memanggil Om, dengan Om Burhan."
Emellyana melirik laki-laki yang hampi menua itu lalu menerima uluran tangannya, "Emelly Om."
"Om senang kenalan dengan kamu Emelly," Burhan menatap senyum gadis itu percis seperti senyum Ana yang polos.
"Dia mirip sekali sama Ana," batin Burhan.
"Pa sudahlah kita bicara diluar saja, Emelly mau tidur," usir Alief selembut mungkin.
"A..Ali..aku gak apa-apa kok, kalo Om Burhan masih disini. Aku gak keberatan," Emellyana melirik Burhan masih kikuk.
"Makasih nak, tapi sebaiknya kami bicara diluar saja, kau tidur saja lagi."
Emellyana tersenyum lalu mengangguk, "Iya udah kalo gitu. Emelly tidur lagi."
"Besok kalo Emelly sudah boleh pulang, Om akan mengantar Emelly ke rumah Emelly dengan Ali."
"Hah?" Alief menatap tidak percaya. "Kenapa Papa mau nganterin segala?"
Emellyana juga kaget seketika, "Itu..."
"Bolehkan?" tanya Burhan ke mereka berdua.
Emellyana mengangguk setuju ditengah baringnya dibrankar tersebut.
"Makasih nak," sekali lagi Burhan tersenyum tulus ke arah Emellyana. Membuat gadis itu juga tersenyum ke arah Burhan.
"Tapi kalo Papa sibuk, Ali bisa sendiri kok nganterin Emelly!" Alief seakan menegaskan dia tidak suka Papanya ikut-ikutan mengantar Emellyana besok.
KAMU SEDANG MEMBACA
KITA YANG BEDA
Fantasy---NEW VERSION---- Harap sebelum baca d follow dulu, Aku mencintainya, Aku menyayanginya, sejak lama, sejak ratusan atau ribuan tahun yang lalu, tapi kami berbeda dan masalah selalu sama hingga sekarang... yang ku punya hanya keyakinan kami pasti be...