Asap tebal menyelimuti langit Jakarta, khususnya di jalan Daan Mogot. Semua orang berlari berhamburan tanpa arah. Ada yang bersembunyi di balik gedung bertingkat, ada yang terpaksa bersembunyi di dalam bus kota yang sudah ditinggalkan, ada yang berlari tanpa tujuan, bahkan ada yang bersembunyi di dalam selokan. Semua berusaha melarikan diri dari kejaran aparat polisi ataupun amukkan massa.
Mobil-mobil mewah menjadi korban, terbakar hangus dan menjadi sumber asap tebal yang menyesakkan ini. Suara dentuman dari senjata api memperburuk suasana. Aparat polisi menembakkan gas air mata dan water canon pada kerumunan massa.
Kerusuhan yang terjadi ini bukan tanpa sebab. Rakyat sudah tidak memiliki uang untuk membeli sembako yang harganya semakin meroket, mereka berkumpul menjadi satu untuk memprotes kerja pemerintah. Mereka merasa itu satu-satunya cara untuk bertahan hidup, berkoar-koar dan menjarah berbagai toko yang bukan milik rakyat 'pribumi'.
Sementara itu, Ari seorang mahasiswa yang mencoba ikut berdemo sedang bersembunyi bersama sahabatnya, Rudi, di dalam selokan, ketika kondisi mulai tidak kondusif. Mereka merasa itu tempat yang aman. Hingga beberapa saat kemudian, dengan kedua matanya, Ari menangkap gadis pujaannya sedang diseret oleh beberapa orang. Parasnya yang cantik sudah ternodai oleh darah, bajunya sudah robek di sana-sini.
"Ayu!" Tanpa pikir panjang, Ari keluar dari persembunyiannya untuk menolong kekasihnya itu. Tubuhnya sudah melompat ke jalanan.
"Ari! Jangan gila lo!" teriak Rudi.
Ari yang sudah berfokus pada Ayu, mengabaikan teriakan temannya itu. Dia tak peduli, dia sudah berjanji akan melindungi Ayu, meskipun dia harus mati!
KAMU SEDANG MEMBACA
KITA DI ANTARA REFORMASI ( END ✔️ )
Historical FictionTahun 1998. Indonesia yang kelam. Indonesia yang kacau. Ini bukan kisah sejarah maupun tentang politik. Ini kisah tentang dua insan manusia yang saling mencintai di tengah kekacauan negeri. Ayu Puspita, gadis cantik yang berasal dari keluarga turuna...