29 : Foto

94 26 0
                                    

Hai, apa kabarnya?

Ayo kita manis-manis dulu, sebelum konflik selanjutnya hehee..

Kasih komen yaa. Udah berapa part terakhir, nggak ada komen, aku jadi sedih. Aku kasih target ya? Boleh ya?

Spam sampai 30 komen aja deh. Kalau berhasil, aku kasih double update hari Selasa 😁 bisa yuk bisa..

___________________________________________

Semenjak direstuinya hubungan Ari dan Ayu, kini keduanya kembali bersama. Pekan UAS membuat mereka sibuk belajar, tidak sempat untuk bersenang-senang.

Beruntungnya hari ini adalah hari terakhir mereka menjalani ujian akhir semester itu.

"Ah, akhirnya selesai juga kita ujian!" seru Indah sambil membuka botol air mineral miliknya. Kini, Indah dan Ayu berada di kantin. Kedua gadis itu sedang menunggu Ari dan Rudi, yang sedang pertemuan BEM sebelum hari libur.

"Iya, Ndah. Gue udah pusing banget ini, seminggu rasanya nggak kelar-kelar ujian. Lo jadi pulang ke Jawa?"

Indah meneguk air putih di mulutnya, kemudian mengangguk sambil menutup botol air mineralnya.

"Gue balik ke Solo besok," ucap Indah. "Lo nggak papa kan gue tinggal sendiri?"

Ayu tertawa, "Iya lah, dari kecil gue di sini kan, Ndah."

"Iya, lagian sekarang kan lo punya pawang. Tuh pawang lo dateng," Indah mengarahkan pandangan ke balik bahu Ayu. Ayu otomatis menoleh.

Ari dan Rudi datang sambil mengobrol. Ayu selalu terpesona melihat Ari. Ari datang menggunakan kemeja bergaris warna biru dengan lengan digulung hampir ke siku, kancingnya dibiarkan terbuka sampai setengah, membiarkan kaus putih di dalamnya terlihat. Tali ransel hanya dipakai di bahu sebelah kanan. Rambutnya tertata rapi, seperti biasanya.

Ari dan Rudi mengakhiri obrolan mereka begitu sampai di meja Ayu dan Indah.

"Ngomongin apa sih? Seru amat," selidik Indah.

"Pingin tahu aja. Urusan laki," sahut Rudi.

Indah mencibir, "Laki-laki kalau ngobrol pasti tentang body cewek. Ya nggak?"

"Eh, mulut!" Rudi menepuk pelan mulut Indah.

Sementara, Ayu mencubit perut Ari yang rata. "Awas ya kalau genit."

"Tuh, Ri. Dengerin Ayu. Ini yang bikin gue betah ngejomblo. Bebas ngomongin body cewek." Rudi menyisir rambutnya yang agak panjang dengan jemari, bergaya sok keren.

"Gue nggak masalah, nggak ngomongin body cewek. Karena cewek itu untuk dihargai, bukan diomongin," sahut Ari.

"Tuh, dengerin Ari. Playboy kampung kayak lo, nggak akan ngerti," sindir Indah pada Rudi.

Rudi hanya bisa mengerucutkan bibir, sebab sahabatnya juga tidak membela dia.

"Oh iya, Ndah. Besok kereta lo berangkat jam berapa?" tanya Ayu.

"Jam 4 sore, Yu. Paling sampai Solo tengah malam."

"Mau gue anterin nggak?" tawar Rudi.

"Eh, seriusan? Mau banget. Rudi yang baik nan dermawan. Lumayan gue bisa irit ongkos, buat beli makan di kereta."

"Gini aja, baik. Tadi lo bilang gue playboy kampung."

"Nggak, Rudi bukan playboy kok." Indah pasang wajah memelas, berusaha terlihat baik pada Rudi, agar Rudi tidak menarik tawarannya.

"Oke, besok gue jemput."

•••

Sudah seminggu liburan semester berlalu, Ari dan Ayu tidak bertemu. Mereka hanya saling bertukar kabar melalui telepon.

KITA DI ANTARA REFORMASI ( END ✔️ )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang