Hai sudah up.
Silakan vote. Terima kasih sudah mampir
__________________________________________
"Saya tidak mau tahu ya. Pokoknya saya minta barang ini diganti." Dengan raut wajah penuh amarah, ibu itu memberikan rice cooker pada Ayu.
Ayu yang tidak tahu harus berbuat apa hanya menerima barang itu dengan pasrah. Ia menengok kanan kiri, teman-temannya sedang sibuk dengan pelanggan lain.
"Kami mohon maaf, Bu. Boleh saya minta kartu garansinya?" tanya Ayu, mencoba memberanikan diri.
Ibu itu mencari di tasnya, mencari kartu garansi yang tenggelam di tasnya yang cukup besar. Satu menit, dua menit, ibu itu tidak mengeluarkan apa pun dari tas itu.
"Ah, saya nggak bawa kartu garansi. Saya nggak mau tahu, pokoknya kemarin saya beli di sini. Coba tanya ke teman kamu yang lain. Pasti mereka ingat sama saya," ucap ibu itu.
"Maaf, Bu. Tapi kami tidak bisa menukar barang seenaknya."
"Kamu anak baru kan di sini? Kamu tahu apa? Hah? Cepetan tuker barang saya!" Nada suara ibu itu mulai meninggi.
"Maaf, Bu." Ayu mengembalikan rice cooker itu kepada ibu itu.
"Kok malah dikembalikan ke saya? Saya mau tukar! Ini rusak!"
"Tapi, Bu."
"Kamu dengar saya nggak sih? Kenapa sih pelayanannya nggak bagus. Saya itu beli ini pakai uang, masa mau tuker aja dipersulit!" Suara tinggi ibu itu mulai menarik pengunjung dan karyawan lain.
"Maaf, Bu. Tapi kalau Ibu mau tukar dan memang baru beli kemarin, seharusnya ibu bawa kartu garansi."
"Saya itu nggak bawa! Ya udah tuker aja! Apa susahnya?"
"Maaf, Bu. Kalau begini terus, saya bisa mengira Ibu sedang menipu," ucap Ayu.
"Kurang ajar kamu ya! Kamu kira saya penipu? Hah?" Tangan Ibu itu naik ke udara, hendak memukul Ayu.
Dengan cepat, Ayu menutup kepalanya agar tidak kena pukul. Namun, Ko Andy datang dan menahan tangan ibu itu.
"Maaf, Bu. Saya tidak ingin ada keributan di toko saya. Maafkan karyawan saya juga. Kalau memang Ibu benar membeli barang itu di sini dan kalau memang itu rusak, silakan ibu pulang dan kembali lagi ke sini membawa kartu garansi." Ko Andy dengan halus mengusir ibu itu.
"Saya beneran beli barang di sini kok! Mana sih mbaknya yang kemarin melayani saya?" Ibu itu mengedarkan pandangan, dan menangkap sosok Mirna yang baru saja menjadi penonton keributan itu.
"Nah itu dia! Sini kamu!" titahnya pada Mirna. Mirna yang melihat Ko Andy juga menyuruhnya mendekat, segera mengikuti perintah.
"Mirna, apa benar ibu ini kemarin beli di sini?" tanya Ko Andy.
"Maaf, Ko. Saya nggak ingat sama sekali. Pelanggan kan banyak. Tapi saya selalu cek barang kok, setiap ada yang beli," ucap Mirna.
Ko Andy mengangguk. "Ibu dengar sendiri kalau karyawan saya sudah mengecek barang. Jadi kalau Ibu ada keluhan dan ingin menukar barang, silakan ibu kembali dengan kartu garansi."
"Nggak! Rumah saya itu jauh! Saya nggak mau pulang sebelum barang saya diganti."
Ko Andy tampak tetap tenang, "Maaf, Bu. Peraturan tetap peraturan."
Ko Andy memberi kode pada Toni, si pria besar. Toni segera mendekat dan berdiri di belakang ibu itu.
"Maaf, Bu. Silakan datang lagi dengan kartu garansi. Ibu mau keluar sekarang atau karyawan saya yang mengantar?" ancam Ko Andy.
KAMU SEDANG MEMBACA
KITA DI ANTARA REFORMASI ( END ✔️ )
Narrativa StoricaTahun 1998. Indonesia yang kelam. Indonesia yang kacau. Ini bukan kisah sejarah maupun tentang politik. Ini kisah tentang dua insan manusia yang saling mencintai di tengah kekacauan negeri. Ayu Puspita, gadis cantik yang berasal dari keluarga turuna...