37 : Hilang Arah

86 24 0
                                    

Hai, akhirnya aku bisa double up. Sebagai tebusan, minggu lalu cuma bisa up sekali.

Selamat membaca ya teman2

Mari berteman di ig ku : starobediente

___________________________________________

"Menikah? Ayu harus menikah untuk kuliah?"

Akung mengangguk, "Menurut Akung itu yang terbaik, biar kamu juga bisa kuliah dengan fokus, nggak perlu berkeliaran dengan laki-laki tidak jelas."

"Iya, Ayu. Saya juga tulus menyukai kamu, saya sudah sering dengar cerita tentang kamu dari Akung. Saya tertarik dengan kamu Ayu, makanya saya ingin menikahi kamu. Nanti setelah kita menikah, kamu boleh kuliah. Akan saya biayai." Akhirnya Ko Andy bersuara. Rupanya niat ke rumah itu adalah untuk melamar Ayu.

"Sudah tidak perlu dibicarakan lagi. Sudah pasti Ayu mau menikah dengan Ko Andy. Ya kan? Ko Andy baik, tampan, jujur, bertanggung jawab. Toko juga sudah menjadi tanggung jawabnya sejak lama," kata Ama. Wanita itu yang paling bersemangat mendengar Ayu akan menikah.

Ayu menatap Retno mencari pembelaan, "Bu, Ayu belum siap menikah."

Retno terdiam. Ini terlalu tiba-tiba, tapi dilihat dari sisi mana pun, pilihan ini adalah yang terbaik. Keinginan Ayu untuk kuliah bisa tercapai, keinginan Ama untuk Ayu menikah juga bisa tercapai. Sekali menyelam dua pulau terlampaui.

"Ayu, Ibu rasa, ini adalah pilihan terbaik."

Mendapat desakan dari Akung, Ama, dan Retno. Ayu kekurangan suara. Gadis itu menatap Susanto, mencari dukungan.

"Ayah–" lirihnya, "–Ayah setuju? Ayah kan tahu Ayu sudah ada Ari."

Susanto mengalihkan pandangan dari Ayu, melihat ke mana pun selain melihat putrinya, "Maafkan Ayah, Yu."

"Nggak! Ayu nggak mau. Ko Andy juga kan tahu, Ayu sudah punya pacar. Baru tadi siang, saya cerita."

"Sudah lah lupakan saja pacarmu yang jauh itu. Masa depanmu juga belum jelas dengan dia. Terima saja lamaran Ko Andy," ucap Ama.

"Ama!" Suara Ayu mulai melengking naik.

"Ayu! Yang sopan bicara dengan Ama," tegur Susanto.

Ayu mengangkat tangan kirinya yang tersemat cincin pemberian Ari.

"Ama lihat cincin ini. Ari sudah memintaku lebih dulu. Dia memintaku untuk jadi istrinya ketika dia lulus kuliah nanti," jelas Ayu.

Namun tatapan Ama seolah meremehkan. Ama akan tetap menyetujui lamaran Ko Andy.

"Hidup ini milik Ayu. Ayu lebih baik tidak kuliah dari pada harus menikah dengan orang yang tidak Ayu cintai."

"Witing tresno jalaran soko kulino," kata Akung dengan tetap tenang. "Cinta tumbuh karena terbiasa. Jika kamu terbiasa bersama Ko Andy, lama-lama juga cinta. Lihat saja nanti pacarmu juga akan memilih bersama perempuan lain yang menemaninya di sana."

"Itu benar Ayu. Dulu Ama dan Akung juga dijodohkan. Buktinya rumah tangga kami tentram sampai sekarang," imbuh Ama.

Ayu tidak suka didesak seperti ini. Seluruh orang di rumah itu tidak ada yang mendukungnya.

"Biarkan Ayu berpikir dulu. Beri aku waktu," ucap gadis itu. Kemudian ia pergi ke dalam kamar dengan murung.

"Tenang Andy, pasti Ayu akan menurut. Dia tipe orang penurut," ucap Ama.

•••

"Ayah, Ari boleh pinjam uang nggak? Nanti Ayah potong dari uang sakuku aja deh"

"Untuk apa?" tanya Heri setelah menyantap makan malamnya.

KITA DI ANTARA REFORMASI ( END ✔️ )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang