9 : Khawatir

171 36 12
                                    

Hai teman-teman.. masih ada yang setia membaca cerita ini?
Jangan lupa berikan vote dan komentar yang banyak biar dapat pahala yang banyak hehee..
Selamat membaca ❤️

___________________________________________

Waktu sudah menunjukkan pukul 9 pagi. Sejak semalam, Ayu menunggu telepon dari Ari yang tak kunjung datang, membuat kecemasannya semakin bertambah. Hatinya yang gusar membawa kakinya berjalan mondar-mandir di dalam kamarnya sejak tadi pagi. Dia belum tidur semalaman.

Gadis itu merasa tidak bisa diam saja menunggu kabar dari Ari yang tak pasti. Setelah berpikir panjang, tekadnya sudah bulat. Dia mengambil topi hitam, dipakainya di kepala dan juga syal abu-abu yang dililit di leher hingga menutupi sebagian wajahnya. Dia akan kabur!

Rumahnya yg tidak tingkat, dan jendela kamar yang tidak tinggi, membuat ide gilanya ini semakin mudah terlaksana. Dengan cepat, Ayu membuka jendela dan melompat keluar rumah.

Ayu menyusuri jalan di lingkungan rumahnya itu, ternyata ada barikade yang dibuat oleh warga untuk menghindari perusuh masuk ke dalam kompleks tempat tinggalnya. Belum ada satu orang pun yang berjaga, sehingga Ayu bisa keluar permukiman itu dengan mudah.

Pangkalan ojek yang biasanya ada di sekitar jalan itu, tidak tampak hari ini. Semua ketakutan dan berlindung di dalam rumah, hanya Ayu yang cukup gila keluar dari sarangnya.

Hampir satu jam, Ayu berjalan di jalanan yang sepi itu. Hanya ada beberapa sepeda motor yang lewat, dan pejalan kaki yang berpapasan dengan Ayu, menatapnya dengan heran. Karena di cuaca Jakarta yang panas, Ayu menutup diri dengan syal dan topi.

Tujuan Ayu sekarang adalah kos sahabatnya, Indah, yang tak jauh dari lingkungan kampusnya. Dia akan berusaha mencari tahu kabar Ari melalui Indah. Setelah satu jam lebih, dia berhasil mencapai kos-an Indah.

Ayu menekan bel di pintu pagar kos-an putri itu. Tak lama kemudian, ada seorang perempuan yang keluar dari dalam rumah kos-an itu.

"Cari siapa?" tanya perempuan itu dengan waswas.

"Indah, yang kos di lantai dua." Ayu menjawab dengan cepat, agar dirinya bisa segera masuk ke dalam. Dia tahu, kalau sesungguhnya, dia juga tidak aman berada di luar sana.

"Tunggu sebentar." Perempuan tadi masuk kembali ke dalam rumah, tanpa membukakan gembok pagar. Perempuan itu sama takutnya dengan Ayu, sehingga tidak berani membuka pagar sembarangan.

Tak lama kemudian, sosok Indah, gadis cantik keturunan Jawa, keluar dari dalam rumah. Kepalanya celingukan melihat sekitar, kemudian setelah merasa aman. Dia segera membukakan pagar untuk Ayu.

"Buruan masuk ke dalam." Indah menyuruh Ayu untuk segera masuk ke dalam rumah kos-nya.

Ayu mengikuti perintah Indah dan segera masuk ke dalam rumah kos Indah, sambil menunggu Indah menggembok kembali pintu pagar kos-nya.

"Lo udah gila? Kenapa lo keluar rumah?" tanya Indah begitu dia mengunci pintu. "Ayo ke kamar gue."

"Gue mau tahu kabar yang ikut demo kemarin," jawab Ayu sambil mengikuti langkah Indah menuju ke lantai dua.

"Maksud lo itu Ari?" Indah bertanya tanpa basa-basi.

"Iya, Ndah. Lo tahu sesuatu?" tanya Ayu kembali.

Akhirnya mereka sampai di depan pintu kamar Indah, kedua gadis itu masuk ke dalam kamar kos yang berukuran 3x3 meter itu.

"Lo mau minum apa?" tanya Indah tanpa menjawab pertanyaan Ayu.

Ayu menjawab dengan gelengan kepala, menandakan dia tidak ingin minum, namun tetap saja, Indah menuangkan segelas air putih dari teko untuk Ayu. Ayu duduk di lantai beralaskan karpet dan mengambil segelas air putih yang diberikan oleh Indah. Ayu meneguk air putih, untuk menghargai Indah yang telah berbuat baik padanya.

KITA DI ANTARA REFORMASI ( END ✔️ )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang