3 : Radio

326 78 87
                                    

Hai, apa kabar semuanya?

Terima kasih yang udah baca, terlebih yang udah vote dan komentar.

Coba tanya ke orang tua kalian, pacaran zaman dulu kayak gimana sih?

Semoga ini bisa menggambarkan yaa hehee.. selamat membaca ❤️

___________________________________________

Yamaha 2-tak, dengan dua insan duduk di atasnya, berhenti di sebuah rumah. Rumah mungil berwarna putih, dengan pagar hitam. Siapapun yang lewat rumah itu, akan tahu jika pemiliknya sangat menyukai tanaman. Berbagai macam bunga warna-warni dikemas apik dalam jajaran pot di halaman.

"Ini rumah kamu?" tanya Ari.

Ayu turun dari sepeda motor, kemudian menganggukkan kepala. "Makasih ya, Ri."

"Iya, sama-sama."

"Mau mampir?" tanya Ayu seraya mengembalikan helm milik Ari.

"Lain kali saja. Jalanan akan semakin gelap." Ari tersenyum lalu mengambil helmnya dari tangan Ayu.

Ayu mengangguk. "Hati-hati pulangnya."

"Iya, Ayu. Aku pergi dulu ya," ucap Ari kemudian ia melajukan sepeda motornya semakin menjauhi kediaman keluarga Ayu.

"Siapa, Yu?" Retno, ibu Ayu, baru saja keluar dari rumah. Setelah mengintip dari balik tirai, mengawasi putrinya yang diantar oleh seorang pria.

"Teman, Bu." Ayu masuk ke dalam dan menyalimi ibunya.

"Tumben pulang larut?" tanya Retno.

"Iya, tadi kerjain tugas di perpustakaan," jawabnya.

Ayu meletakkan sepatu di rak yang berada di samping pintu rumah. "Ayah belum pulang, Bu?" tanya gadis itu setelah melihat sepatu yang biasa dipakai kerja ayahnya, belum ada di rak.

"Iya, tadi ayah telepon dari toko. Katanya mau buka sampai agak malam. Karena ada yang mau dibahas dengan Agus."

Ayu mengangguk singkat. Susanto, ayah Ayu, pemilik salah satu toko elektronik di Glodok. Sedangkan Agus, adalah karyawannya yang bekerja di toko itu. Ayu mengira mungkin ada sedikit masalah, yang membuat ayahnya pulang terlambat.

"Ya udah kamu buruan mandi. Ibu masak tongkol balado kesukaan kamu."

"Iya, Bu."

•••

Ayu sudah mengisi perut sampai batas maksimal. Tongkol balado buatan Retno tak pernah mengecewakan gadis itu. Ayu segera masuk ke kamarnya yang berukuran 3x4 meter.

Karena tadi dia sudah selesai mengerjakan tugas dan belajar di perpustakaan, sekarang ia memilih untuk menyegarkan pikirannya dengan membaca novel kesayangan di kamar, ditemani siaran radio favoritnya.

Alunan musik lembut mengisi indra pendengarannya.

"Halo kawula muda, masih setia ya dengerin Prambors FM."

Suara penyiar radio menyapa para pendengar, setelah lagu berakhir.

"Seperti biasa, di jam 8 malam ini. Bagi yang mau titip salam, silakan telepon ke nomor kita di...."

Kata-kata berikutnya, penyiar radio menyampaikan cara menitip salam melalui radio. Di jam-jam seperti ini, biasanya ada saja yang telepon ke radio untuk menitip salam kepada orang terkasih. Kadang pula hanya me-request lagu kepada penyiar. Bahkan beberapa laki-laki menelepon hanya untuk menggombali penyiar wanita itu.

"Ada telepon masuk. Halo?" ucap penyiar itu.

"Halo?"

"Wah suaranya cowok banget nih. Dengan siapa?"

KITA DI ANTARA REFORMASI ( END ✔️ )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang