20 : Berkunjung

95 34 2
                                    

Teman-teman, sudah sampai Bab 18.

Makasih banyak atas dukungan kalian selama ini. Aku tahu, cerita ini masih banyak kekurangan. Tapi, meningkatkan skill menulisku.

Follow juga ig-ku, starobediente untuk info tentang ceritaku yang ini maupun yang lain.

Oh ya, jangan lupa vote, komentar yang banyak, dan share yang banyak. Terima kasih.

_________________________________________

Seusai pulang kuliah, Ari bersikeras untuk mengantar Ayu pulang. Ayu sudah celingukan, mencari pria bertopi yang selalu mengawasinya.

"Kenapa?" tanya Ari yang melihat Ayu gugup.

"Aku mencari orang yang mengawasiku. Aku takut, Ari."

Ari segera membawa Ayu ke dalam dekapannya, padahal tadi Ayu masih menoleh-nolehkan kepala.

"Gak papa Ayu, aku akan menjagamu di sisiku."

Ayu menganggukkan kepalanya. Kemudian keduanya segera menungguangi Yamaha 2-tak berwarna hitam itu.

Tak sampai lima menit berkendara, Ari tidak melintasi jalur ke arah rumah Ayu.

"Ari, kita mau ke mana? Arah rumahku kan bukan ke sini," tanya Ayu.

"Emang kita nggak pulang ke rumah kamu. Tapi, ke rumahku dulu," kata Ari dengan santai.

Ayu mengeratkan pegangannya pada baju Ari.

"Ari, aku belum siap. Kamu tahu kan Ibu kamu tidak setuju dengan kita?"

"Tenang, itu karena Ibuku belum mengenalmu. Jika sudah kenal, pasti setuju."

Ayu menggigit bibir bawahnya, ia berharap apa yang Ari inginkan benar-benar terjadi.

•••

Ayu dan Ari telah sampai di sebuah rumah sederhana. Ayu sangat gugup sampai telapak tangannya berkeringat. Gadis itu mengelap telapak tangan yang berkeringat di celana jinsnya.

"Bu, Ari pulang." Ari membuka pintu rumahnya.

Tak lama berselang, Susi, ibu Ari keluar rumah. Tatapannya terlihat terkejut melihat gadis yang berdiri di belakang Ari. Gadis berkulit putih, dengan mata sipit, sudah pasti itu Ayu.

"Bu, ini Ayu. Pacar Ari," ucapnya dengan mantap.

"K-kamu?" Susi menyeringai, tidak percaya Ayu berani datang ke rumahnya setelah percakapan di telepon waktu itu.

Ari datang ke ibunya, kemudian menyaliminya. Ayu juga ikut di belakang Ari. Dua detik Susi merasa ragu, untuk menyambut tangan Ayu. Tapi akhirnya ia menyambutnya, untuk menghargai Ari.

"Ari, Ibu mau bicara sama kamu sebentar." Susi segera menarik pergelangan tangan putranya, dan dibawanya ke dalam rumah.

"Kamu ngapain bawa orang itu ke rumah?"

Ari mengembuskan napas kasar. "Bu, orang itu punya nama, dan namanya Ayu. Ari mau mengenalkan Ayu pada Ibu. Tolong Ibu berusaha dulu untuk mengenal dia."

Ari berjalan kembali ke teras, menemui kekasihnya.

"Ayu, ayo masuk dulu."

Ayu masuk dengan langkah takut-takut. Namun ia menghela napas panjang, berusaha menetralkan udara di sekitarnya yang mulai terasa sesak. Ayu harus terlihat sempurna di depan ibu Ari.

"Duduk aja di situ, anggap rumah sendiri." Ari menunjuk sofa ruang tamu, Ayu mengikuti Ari dan duduk di sana dengan anggun.

"Kamu mau minum apa?" tanya Ari.

KITA DI ANTARA REFORMASI ( END ✔️ )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang