13 : Hitam

129 40 0
                                    

Part 13 nih, yeaayy!!

Buat pembaca, terima kasih sudah membaca cerita ini. Kasih vote yaa, 1 vote aja sudah berarti untuk saya, jangan lupa komentar yang banyak. Makasih yang sudah menyempatkan waktu untuk memberi komentar, semoga di balas pahala. Sehat selalu ❤️

Coba, kalian suka happy ending atau sad ending nih?

___________________________________________

Retno dan Ayu sedang duduk di sofa ruang tamu sambil terkantuk-kantuk. Mata mereka sudah berat, sesekali tertidur, namun terjaga lagi. Susanto belum kembali ke rumah.

Hingga akhirnya pukul 11 malam, terdengar suara pintu pagar dibuka.

"Bu, ayah pulang," celetuk Ayu begitu mendengar suara pintu pagar.

Ayu dan Retno bergegas ke teras. Keduanya begitu takjub melihat penampilan Susanto, yang tampak sangat berbeda.

"Ayah." Mata Ayu sudah berkaca-kaca. Dia paham betul kesulitan ayahnya untuk mencapai jalan pulang.

Susanto yang mereka lihat saat ini, berkulit sangat gelap. Entah apa yang terjadi.

"Bu, Ayah lelah, mau mandi dulu," ucap Susanto.

Sementara Susanto mandi, Ayu dan Retno pun segera menyiapkan makan untuk Susanto.

"Tadi chaos banget, Bu," kata Susanto kemudian menyuap nasi ke dalam mulut.

"Ayah nggak papa, kan?" tanya Ayu.

Susanto menjawab dengan anggukan, lalu matanya menatap perban di kelapa Ayu. Susanto baru menyadari kepala Ayu yang terluka, dan juga beberapa lebam dan goresan luka di tubuh Ayu.

"Kamu tadi keluar rumah?"

Retno menggenggam tangan Ayu, agar Ayu tidak menjawab kalau dia kabur dari rumah.

"Ayu tadi ke kampus, Yah. Ada tugas yang harus dikumpulkan, tapi pulangnya dicegat massa," jawab Retno, ia tak ingin suaminya semakin kepikiran apalagi sudah menjalani kesulitan di luar tadi.

"Tapi ada Ari yang menolong Ayu, Yah," sahut Ayu.

Susanto menganggukkan kepalanya, sambil mengunyah makanan.

"Ayah, tokonya aman?" Retno khawatir, karena itu sumber pendapatan keluarga mereka.

Susanto berubah sendu, Retno sudah mengira ini akan terjadi.

"Habis, Bu. Ludes."

"Habis?" tanya Ayu lagi untuk memastikan.

Susanto mengangguk, "Semua diambil orang, nggak tersisa. Kita harus mulai lagi dari awal."

Retno menjatuhkan gelas yang ia pegang, membuat air putih mengalir di atas meja makan, "Ya Tuhan. Kenapa cobaannya begitu berat? Dari mana kita akan makan, Yah?"

Ayu dengan sigap mengelap tumpahan air putih di atas meja makan.

"Ya udah, yang penting Ayah selamat. Kita harus yakin dengan rencana Tuhan," ucap Ayu menenangkan.

"Terus kenapa Ayah pulang hitam begitu?" tanya Retno.

"Itu karena Ayah menyamar. Agus bantu balurin oli ke badan Ayah supaya terlihat seperti orang pribumi. Ayah nggak akan bisa pulang dengan selamat kalau nggak gitu. Mana bus nggak lewat sama sekali, jadi Ayah harus jalan kaki. Maaf ya jadi pulang terlambat."

"Nggak papa, Ayah. Kita masih bisa berkumpul setelah hari mengerikan ini saja sudah bagus," pungkas Retno.

•••

KITA DI ANTARA REFORMASI ( END ✔️ )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang