5 ✓

8.6K 1.2K 16
                                    

*******


Rafael keluar dari ruangan itu dan mendapati bahwa Reyn tidak ada disana. Bukankah dia tadi menyuruh pelayan kecilnya untuk tetap disini? Kemana perginya bocah itu?

Rafael melangkahkan kakinya lebih jauh untuk mencari Reyn. Namun, saat itu dia mendengar suara tawa riang dari jauh, suara ini terdengar akrab.

Mengedarkan pandangan, Rafael melihat pelayan kecilnya sedang berbincang dan bercanda bersama gadis cantik berambut hitam sebahu yang memeluk boneka.

"Heh... Sekarang dia pintar menggoda seorang gadis, huh?" Ucap Rafael

"Tunggu... Bukankah itu gadis dalam foto yang dikirim pelayan. Nona Muda dari Queen Company?" Batin Rafael.

Rafael mengeluarkan ponselnya dan mulai mengetik,

Dimana kamu?

Rafael segera mengklik tombol kirim,
"Apa yang mereka bicarakan? Mereka terlihat bersenang-senang. Tunggu! kenapa aku harus peduli?!" Rafael merasa dirinya saat ini seolah akan meledak.

*******

'pip !'

Ponsel Reyn berbunyi. Reyn segera mengambil ponsel disakunya dan membuka pesan itu

"Renren ada apa..?!" Tanya Cathrine yang melihat perubahan dalam diri Reyn.

"Iblis itu mencariku. Aku harus pergi, Princess." Wajah Reyn perlahan memucat.

Cathrine yang melihatnya jadi khawatir. Dia kemudian memegang lengan Reyn untuk menenangkannya.

"Tenanglah, dan pergilah Renren, aku akan kembali ke kamar Varren. Aku akan mengantar Varren nanti." ucap Cathrine.

"Terima kasih, Princess. hubungi aku jika ada sesuatu." Reyn tersenyum lembut. senyum itu seperti bunga di musim semi.

Cathrine menjatuhkan boneka-nya lalu dengan tiba-tiba memeluk Reyn dan berbisik lirih,
"Biarkan aku sebentar seperti ini, Renren. Salahmu karena tersenyum seperti itu di hadapanku."

Reyn hanya terkekeh lalu membalas pelukan sahabatnya.
"Apakah aku mirip dengan kakakku?"

Cathrine yang tingginya hanya sepundak Reyn, mengangguk pelan seraya membenamkan wajahnya ke dada Reyn.

Setelah beberapa saat, Cathrine melepas pelukannya kemudian menarik kerah baju Reyn agar menuduk. Cathrine berbisik pelan,
"Renren, dadamu semakin besar."

Setelah itu, Cathrine melepaskan tangannya, mengambil kembali boneka-nya dan langsung berjalan pergi sambil melambaikan tangan,
"Sampai jumpa Renren!" Ucap Cathrine tanpa berbalik.

Reyn ditinggalkan dengan wajah memerah malu.

°°°
Dari jauh, Rafael menyaksikannya dengan mata berkedut.
"Apa-apaan itu?! Apa yang dibisikkan gadis itu yang bisa membuat bajingan itu salah tingkah?! Dan 'Renren'?! Cih! panggilan yang norak." Gerutu Rafael

Di lain sisi, Reyn segera bergegas kembali. dia sudah ketakutan akan kemarahan Tuan Iblisnya itu. Tapi, tanpa di duga, Rafael hanya berkata,

"Ayo kembali. aku ingin membeli beberapa buku sebelum pulang."

"Baik, Tuan." Reyn menghela napas lega.

********

Di dalam mobil yang melaju,

Reyn [ ᴄᴏᴍᴘʟᴇᴛᴇᴅ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang