11. Ada Apa Dengannya?

154 52 82
                                    

HAPPY READING ♡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HAPPY READING ♡



12.30, ulangan matematika.

"Guanlin, jangan mainin bulpen! Cepet kerjakan!"

"Hyunjin! Ngapain kamu tolah-toleh?! Kerjakan sendiri!"

"Itu yang di belakang jangan tidur! Udah selesei belom?!

Nama murid yang disebut oleh Bu Siti membuat mereka misuh-misuh dalam hati. Sudah 30 menit murid satu kelas fokus pada soal mereka masing-masing yang telah dibagikan. Ulangan matematika. Jika nilai ulangan mereka jelek, maka akan malu. Apalagi ini dimintakan tanda tangan dari orang tua mereka. Huft, menyebalkan.

Bu Siti masih duduk anggun di kursinya, sembari mata tajamnya tak lepas memerhatikan gerak-gerik muridnya, yang mungkin saja mencoba menyontek.

Well, kemarin malam aku sudah belajar bareng sama Renjun. Dia begitu sabarnya mengajariku matematika sampai akhirnya aku mengerti, meskipun sulit untuk kupahami. Semoga aku bisa mengerjakan soal-soal ujian ini. Tanpa menyontek.

Hening. Tak ada yang berbicara sama sekali di antara teman satu kelas, cuma bunyi derik kursi yang bergeser, dan ada yang berdeham batuk cool.

"Ini gimana sih soalnya? Sulit banget," gumam Winter, seraya mengetuk-ngetuk dahinya dengan pensil. Menatap soalnya untuk berpikir keras.

Berhubung dia duduk di barisan tengah. Diam-diam Winter melihat Bu Siti yang pandangannya beralih bermain tablet. Syukurlah, ada kesempatan bagi Winter untuk bertanya pada Etta yang duduk di sebelahnya. Tunggu dulu. Kalau meminta jawaban pada Etta, pasti tak dibolehkan. Pusing.

Ahah! Winter punya ide.

"Ta, Etta," panggil Winter nyaris berbisik. Lalu temannya itu menoleh. "Nomer 15 lo jawab apa? Kalo gue jawab C."

Muka Etta merengut dan mendelik menatap temannya, lantas ia mengecek jawaban nomor 15 pada soalnya sendiri. "Kok lo jawab C sih? Gue jawab B. Yang bener bukannya B?"

Baiklah, kesempatan.

Winter mengecek soalnya kembali. "Hah? Masa? Bentar. Gue hitung lagi, mungkin gue salah hitung." Dia pura-pura menghitung, padahal tak tahu rumusnya. "Eh, iya. Jawabannya B. Gue salah hitung, makasih Etta."

"Yeuh, gue kira, gue salah hitung. Oke," jawab Etta, lalu kembali pada pekerjaannya.

Asyik! Winter dapat jawaban. Itulah contoh menyontek yang bijak di saat ujian. Jika teman tak mengizinka memberi jawaban.

"Bu! Haechan nyotek!" adu Karina. Membuat pandangan mereka menoleh ke arah Haechan semua.

~~~

Jaemin berjalan melewati koridor. Dia sendirian. Gerakannya untuk dibuat jalan menjadi gontai, berjalan ke tepi dinding sembari berpegangan. Entah mengapa kepalanya mendadak berdenyut-denyut, sorot matanya pun menjadi redup ketika dibuat jalan. Melihat pandangan di depannya, serasa semua benda disekitarnya berputar.

Poetry Love For JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang