♡Jaemin x Heejin as Jaemin x Tiara♡
❝Ternyata. Kamu lebih menganggapku sebagai sahabat daripada kekasih.❞ —Karina
HAPPY READING ♡
Mobil sedan hitam berhenti tepat di depan rumah berminimalis modern. Membuka pintu poros mobil depan dan menurunkan kaki jenjangnya menapaki jalanan aspal, lalu berjalan memutar untuk membuka pintu sebelahnya. Nadira Jaemin membukakan pintu mobil untukku layaknya memperlakukanku seorang putri, padahal aku hendak membuka sendiri pintunya, tapi ya sudahlah. Turun dari mobil, kami berdua saling pandang dan melempar seulas senyum. Menutup pintu mobil, kemudian kami melangkah masuk ke pelataran rumah.Waktu masih menunjukkan pukul tujuh pagi, namun pemandang Jeno sudah disuguhi oleh dua oknum sepasang kekasih itu yang berjalan beriringan dan saling bertautan tangan sampai masuk ke dalam rumah sang empu. Jeno yang melihat dari atas balkon, ia hanya menghela napas samar. Apa boleh buat? Tak ada gunanya Jeno cemburu dengan sepasang kekasih baru itu. Ya, meskipun hati Jeno masih mutlak mencintai Tiara.
"Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam~~eh Tiara akhirnya udah pulang. Loh?!" Pandangan mama langsung heran saat menatap ke arah Jaemin yang baru saja masuk bersamaan denganku. "Kamu bukannya laki-laki yang pernah bawa Tiara pas waktu ketabrak itu, ya?" terkanya, menatap antusias.
Jaemin langsung terpaku menatap mamaku, sementara aku membeo menatap Jaemin dan mama secara bergantian. Sepertinya, mama tampak tak asing lagi melihat wajah Jaemin.
Mendengar kalimat itu, Jaemin menghela dengan sudut bibirnya yang mulai tersungging tipis. "Iya, tante." Lantas ia menyalimi wanita itu dan mencium singkat punggung tangannya.
Melihat itu, aku hanya tersenyum tipis.
"Dek, kakak kangen nih ...." Kak Arzesa menyadari keberadaan sang adik yang baru saja tiba di rumah, ia berjalan menghampiri adiknya. Baru ditinggal satu hari saja sudah kangen adik perempuannya itu. "Oh, ada lo juga rupanya," ujarnya beralih menatap datar ke arah Jaemin. "Eits!! Tunggu dulu! Kok kalian ke sini barengan? Apa jangan-jangan kamu izinnya nginap di rumah Jaemin, ya?!"
Aku dan Jaemin saling pandang kaget setelah mendengar tebakan kakak yang ada benarnya juga. Ah, sial. Harus bagaimana aku menjelaskannya?! Sedangkan Kak Arzesa tampak intens menatap kami berdua.
"Kamu kenapa sih, kak? Pagi-pagi udah ngomel, ayo sarapan dulu. Mama kalian udah masak enak tuh," tegur sang kepala keluarga yang bangkit dari sofa berkulit cokelat tua, dan menatap mereka yang masih berdiri di ruang tamu, "Tiara, ajak temanmu makan sekalian," pintanya, lalu berjalan menuju ruang makan.
"Ah, benar itu. Ayo-ayo sarapan dulu, mama masak enak dan lumayan banyak hari ini." Mama tersenyum semringah, dan menyuruh kita untuk ikut sarapan pagi bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Poetry Love For Jaemin
Fanfiction[TELAH DIBUKUKAN] pemesanan bisa melalui shopee @metabookstore.id ❝Sampaikan puisiku ini untuknya, Jaemin.❞ Aku suka menuliskan segala bait-bait puisi. Apalagi mengirimkan puisi cinta kepada seseorang yang sekian lama kusukai. Nadira Jaemin, namany...