12. Pujian dan Tak Diundang

138 55 97
                                    

Mendengar pertanyaan panjang lebar yang meluncur dari sang gadis tersebut. Jeno terdiam cukup lama. Tatapannya yang tadinya tampak riang, kini melenyap. "Aku nggak tau."

Setelah mendengar jawaban Jeno diiringi gelengan kecil. Aku hanya mendengus pasrah. Benar juga, tak semuanya Jeno tahu tentang Jaemin.

~~~

"Assalamualaikum."

"WAALAIKUMSALAM!!"

Aku memejamkan mata rapat-rapat saat jawaban itu terdengar nyaring di telingaku, tepat ketika aku masuk ke dalam rumah. Melihat keadaan ruang tamu tampak ramai dikunjungi oleh teman-teman kakak.

"Eh, adikku yang cantik udah pulang. Dicariin tuh sama kak Daniel, si anak songong." Kak Arzesa berjalan menghampiri sang adik, seraya menunjuk ke arah temannya dengan ibu jari.

"Halo, Tiara. Lama tak jumpa, main dulu sini gih sama abang. Kita liat film." Kak Daniel tersenyum semringah dan mengayunkan tangannya memanggil, menyuruhku datang menghampirinya. Berkumpul bersama yang lainnya.

"Lo tuh! Mau ajak Tiara liat film apa? Otak lo jangan aneh-aneh, Niel." Jaehyun menoyor kepala Daniel yang duduk di sampingnya, hingga membuat laki-laki itu mengumpat.

Aku hanya mengusung senyum tipis, menatap teman-teman kakak secara bergantian.

"Nih, Abang Lucas bawain pizza buat kamu, Tiara." Lucas tersenyum lebar ke arah adik perempuan temannya itu, sembari ia menyuguhi sepotong pizza.

"Yeuuh, lo tuh ya, biar Tiara ganti baju dulu kek. Kasian dia baru pulang sekolah, belum mandi pula. Tapi kalo nggak mandi nggak apa-apa. Tiara tetep cantik kok," puji Rocky seraya menaik-turunkan alisnya. Tersenyum excited menatap gadis itu dengan rasa penuh cinta.

Arzesa yang tak habis pikir dengan ucapan dan perilaku teman-temannya itu, yang sama-sama terpesona dan memberi perhatian lebih pada adik perempuannya itu. Ia menghela napas samar.

Jelas! Adiknya ini memang cantik, bahkan sebagai kakak sendiri pun ikut terpesona dengan kecantikan adiknya.

"Dek, jauh-jauh sama temen kakak. Jangan sampai kamu ternodai oleh mereka." Arzesa membuka suara, menatap dingin wajah teman-temannya.

"Apaan dah, orang gue nawarin Tiara main sama kita doang."

"Iri bilang bos."

"Ahay!"

Terdengar suara dan ketawa tanpa dosa dari teman-temannya itu membuat kepala Arzesa geleng-geleng saja melihatnya. Memang tak ada akhlak.

"Terima kasih, ya. Kak Daniel, Kak Jaehyun, Kak Lucas, sama Kak Rocky." Aku mulai bersuara, tersenyum semringah menatap teman-teman kakak. "Maaf, nggak bisa gabung atau main sama kalian. Hari ini, aku mau nugas dulu. Permisi."

Setelah gadis itu berujar dan melangkah pergi menuju ke kamar. Empat pria remaja itu terdiam beberapa detik menatap punggung gadis itu yang perlahan menjauh. Dalam hati mereka, hanya pasrah, tak dapat main sama adiknya Arzesa.

"Ha. Ha. Ha. Hahaha. Syukurin, makanya jangan main-main." Arzesa ketawa jahat, melihat ekspresi 4 temannya itu berubah tampak cemberut.

***

"Mari kita buat cerita kita~~"

"Di suatu tempat di hatiku yang kosong."

"Sepotong di tempat."

"Aku adalah kamu."

Sebuah lagu yang terdengar begitu sederhana. Tapi entah mengapa lantunan instrumen yang begitu lembut bersinergi dengan suara merdu Renjun, ditambah dengan Haechan, Chenle dan Jaemin dengan deep voice-nya itu memikat hati para pengunjung kafe. Seolah semua orang beruntung bisa mendengarkan nyanyian indah mereka. Oh, bahkan mereka juga tampak sangat tampan.

Poetry Love For JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang