26. Frekuensi Cinta

131 41 103
                                    

Apa sulit bagimu? Untuk melihat diriku yang semestinya?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Apa sulit bagimu? Untuk melihat diriku yang semestinya?

Aku terkejut mengetahuinya. Betapa aku bisa sangat terluka karenamu. Hariku adalah sebuah perjuangan. Bahkan mimpiku terasa menyakitkan.

Jika dirimu hancur seperti hancurnya diriku.

Akankah kau tahu?
Semua rasa sakit yang memenuhi diriku?

Sampai hatiku akan meledak
betapa aku menginginkanmu.

.

.

Song Recommended
If it is you - Rose Blackpink

HAPPY READING ♡

Di hari Sabtu pagi ini. Aku menghabiskan waktu bersama temanku, bermain dengan Winter dan Etta di area taman yang tampak begitu indah dan luas di Jakarta Selatan ini. Kami bertiga duduk di kursi batu yang melingkar, lengkap dengan meja di tengahnya yang terbuat dari batu pula. Menikmati pentol, siomay, tahu crispy, kerak telor khas Betawi, serta minuman boba yang beraneka rasa. Jajanan itu berhambur di atas meja.

Saling berbagi cerita tentang hubungan asmara, teman sekolah, dan lainnya di bawah pohon akasia yang menjulang tinggi. Angin sepoi-sepoi berembus alun hingga menyegarkan suasana. Sesekali kami bersenda gurau dan terus bercerita, apalagi mendengar cerita Winter yang mengeluh resah karena terlalu sulit untuk menarik perhatian laki-laki yang bernama Juliono Sungchan. Sampai akhirnya gadis itu merasa kesal sendiri saat curhat.

"Ohiya, Tiara. Gimana perasaan lo sama Jaemin? Apa lo masih suka sama dia?" tanya Winter antusias, seraya menyunduk pentol miliknya, lalu dicocol saus kecap dan dilahap langsung. Ia mengganti topik tentang Sungchan yang sudah berakhir, kini beralih bertanya kepada teman satunya itu.

"Yakin lo masih ngejar-ngejar tuh cowok? Apa lo gak capek apa di goshting mulu sama Jaemin? Mending lo sama Jeno aja, dia kan selalu perhatian sama lo," ujar Etta ikut menyahut, lalu menyeruput es bobanya.

 Jeno?

Ah, mengapa mendengar nama Jeno membuat hatiku berdebar-debar? Kemarin malam saja dia telah menciumku. Iya, aku tak bisa melupakan waktu malam itu.

Sesungguhnya, aku terkejut setengah mati saat dia menciumku. Kenapa? Kenapa Jeno menciumku? Apa dia menyukaiku? Ah, mungkin tidak. Mungkin saja Jeno ingin menenangkan hatiku yang merasa gundah.

"Ra, kok gak jawab?" tanya Winter, menatap datar wajahku yang tampak murung.

Terdiam cukup lama, mula-mula senyum di wajahku tersungging tipis menatap 2 temanku itu. "Gue sama Jeno hanya sahabat. Nggak lebih kok."

Poetry Love For JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang