HAPPY READING ♡
Dua hari setelah pulang dari rumah sakit. Tentang kasus aku kecelakaan tertabrak mobil, kini polisi sudah menangkap pelaku tersebut yang tak mau bertanggung jawab. Untuk yang menjadi saksi atas kecelakaanku adalah Nadira Jaemin. Nah, karena dia tak tahu jelas tentang pelaku itu, dan lebih memilih menyelamatkan korban. Jaemin hanya menjelaskan sedikit detail tentang warna mobil itu, dan .... Oh! Haidar Hyunjin juga jadi saksi, karena dia sempat melihat kejadian itu dan juga menghafal pelat nomor kendaraan mobil hitam yang telah menabrakku tempo lalu.
Ah, aku tak terlalu mengerti mengenai kasus kecelakaan itu semenjak Kak Arzesa sudah menjelaskan semua kasus itu padaku. Tapi sekarang, kini kondisiku sudah lebih baik dari yang dulu. Perban di bagian kepalaku sudah dilepas, hanya ditempel plester di bagian sudut di dahiku yang masih membekas luka.
Rasanya lega jika aku sudah berada di rumah dan berbaring di kasurku yang merasa nyaman. Kak Arzesa datang ke kamarku sembari membawa nampan yang berisi segelas susu hangat dan 2 helai roti tawar. Dia menaruhnya di atas nakas lalu mendudukkan dirinya di tepi ranjang.
"Sekarang kamu istirahat, ya, adikku tersayang, jangan lupa di minum susunya." Kak Arzesa membelai lembut surai rambutku yang kini bersandar pada punggung ranjang.
Aku hanya mengangguk kecil dengan senyuman tipis.
Kemudian, Kak Arzesa mencium singkat keningku. Lantas menarik selimut untuk membalut kedua kakiku.
ΩΩΩ
"Awaasss ya!! Siap-siap gue gorok leher lo!!"
"Ampun neng jago!!"
"HEH KALIAN JANGAN RIBUT DI DAPUR!! GUE SIRAM NIH ADONAN!!"
"Eh, eh, eh, jangan dong!!"
Draakk drukkk!! drakk drukk drakk!!
Traangg!!
"TOLOOONG!! ADA GOZILLA NGAMUUUK!!"
"ITU YANG DI DAPUR KENAPA?!! WOII!!"
Si tuan rumah datang ke arah dapur, menatap kaget saat peralatan dapur sudah berantakan tak karuan, di tambah lagi ada Haechan yang lari-lari berputar-putar mengelilingi meja makan saat Ettavia mengejar laki-laki itu sembari mengangkat panci di genggamannya, guna siap-siap menampar muka Haechan yang songongnya minta ampun.
"Jen, tolongi gue, Jen! Tuh cewek kesurupan apaan dah!!" Haechan tegang dan langsung bersembunyi di belakang Jeno, sempat menjadikan temannya itu adalah sebuah tameng.
"Minggir, Jen! Gue mau tampol muka Haechan sampe penyok! Minggir!!"
"Eitss! Sudah, sudah, sudah!!" Jeno berusaha melerai Etta yang amukannya sungguh tak bisa dikontrol lagi. Sedangkan Haechan yang bersembunyi di belakang Jeno, kini langsung berlari menuju ke arah ruang tamu. "Husst! Udah lanjutkan buat kuenya!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Poetry Love For Jaemin
Fiksi Penggemar[TELAH DIBUKUKAN] pemesanan bisa melalui shopee @metabookstore.id ❝Sampaikan puisiku ini untuknya, Jaemin.❞ Aku suka menuliskan segala bait-bait puisi. Apalagi mengirimkan puisi cinta kepada seseorang yang sekian lama kusukai. Nadira Jaemin, namany...