- A Letter

141 26 83
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







Hai, gadisku ...

Apakah kamu akan baik-baik saja ketika membaca surat dariku ini?

Maaf, sepertinya kamu akan sedih membaca dan melihat pesan dariku. Mungkin.

Tiara-ku, terima kasih banyak atas cinta yang kau berikan padaku selama ini. Aku bangga sama kamu. Bangga jika kamu bisa bertahan sampai sejauh ini. Kau telah mengubah hidupku menjadi bewarna, memberikan kehangatan di setiap sikap lembutmu padaku.

Maaf, ya ...

Aku benar-benar minta maaf ... maaf karena telah membuat hatimu terluka selama ini. Sudah banyak kepedihan yang telahku perbuat padamu, sehingga aku tak pernah mengerti bagaimana hati kecilmu itu menghadapinya. Maafkan aku, maafkan aku ...

Dan, maaf jika aku menyembunyikan rahasia penyakitku ini. Aku tak ingin membuat semua orang di sekitarku khawatir, meski mereka tampak mengkhawatirkanku apa enggak. Entah aku tak tahu, sampai beberapa lama lagi aku hidup di dunia ini. 

Melawan rasa sakit menghadapi tumor yang berada dalam tubuhku ini, telah menganggu saraf otakku hingga menyebar ke organ tubuh lain, kini mulai timbul menjadi tumor otak ganas stadium 4.

Jika kamu bertanya, apakah aku baik-baik saja? Jawabannya, aku baik-baik saja.

Baik-baik saja karena kamu selalu berada di sisiku. Menuntunku di jalan yang benar, menerima semua sifatku yang menyebalkan ini. Kamu mau menolong diriku untuk menariknya dalam kegelapan.

Sejujurnya, aku menangis menulis surat ini, bahkan ... tertawa kecil seperti orang yang menyedihkan. Seperti orang yang tidak siap ditinggalkan. Sungguh.

Tapi, semoga di kehidupan selanjutnya. Semoga aku bisa menebus semua kesalahanku, entah bagaimana pun itu caranya. Aku yang tak tahu diri ini pergi meninggalkanmu tanpa melakukan apapun. Maaf ...

Tiara... jangan berhenti menulis segala puisimu itu, ya? Meski kau akan selalu mengirimkan bait-bait itu padaku, meski aku masih ada untukmu atau tidak. Sampai kapanpun itu, rangkaian indahmu akan selalu membekas dibenakku.

Oh! Semoga kamu bahagia selalu, ya? Bersama Jeno ...

Jeno itu orang yang baik. Dia tulus menyayangi dan mencintaimu sepenuh hati. Dia akan membantumu di setiap kau merasa kesulitan. Sampai kapan pun itu, Jeno-lah yang paling berarti untukmu ...

Karena perasaan kita masing-masing sudah mati rasa. Selamat tinggal selagi kita terpisah ke jalan yang sulit. Ketika aku pergi, aku harap kau hanya berjalan di jalan penuh bunga.

Hati-hati selagi kita memisahkan jalan kesepian. Simpan baik-baik kalung teristimewa itu dariku. Aku tak bermaksud untuk membuat kenangan yang tertinggal dengan luka.

Aku tidak akan menyesal menghabiskan sisa hidupku dengan seorang gadis sepertimu. Bukanlah hal yang sulit terjebak denganmu, namun ini menjadi sebuah kenangan yang berarti.

Karena aku telah mencintaimu sampai mati. Jika itu dirimu ...

Selamat tinggal kekasihku ...




- Nadira Jaemin 2020














Poetry Love For Jaemin

Don't forget to subscribe my channel YouTube Halupers^^

Poetry Love For JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang