34. Secercah Air Mata

102 25 128
                                    

Song RecommendedX1 - I'm Here For You :')

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Song Recommended
X1 - I'm Here For You :')

HAPPY READING ♡

Sudah tiga hari jaemin tak pernah mengabariku. Ke mana dia? Perasaanku sedari tadi tak bisa berhenti memikirkan Nadira Jaemin. Merasa ada yang menjanggal dalam diriku. Apa dia pergi berlibur bersama keluarganya?

Akhir-akhir ini, aku jarang mampir ke rumah Jaemin. Entahlah, ingin berkunjung ke rumahnya saja mengapa sesulit ini bagiku? Aku harus fokus belajar untuk masuk ke perguruan tinggi favoritku, tapi ... aku tak bisa fokus belajar jika terus-terusan memikirkan Nadira Jaemin. Tunggu, bukannya dia akan mengajariku tentang materi SBMPTN yang belum aku mengerti?

Fiuh, menghela napas resah. Aku jadi tak bersemangat belajar, malahan asyik sendiri menulis sebuah puisi. Mencoret-coret secarik kertas usang untuk mengukir sebuah nama Jaemin di situ. Menatap hampa nama Jaemin dalam kertas, hatiku merasa sesak. Ke mana laki-laki itu? Pergi tanpa kabar, seakan tak ada tanda kehidupan.

Beralih bangkit berdiri dari kursi kayu penyangga, aku berjalan ke depan cermin. Menatap diriku dibalik cermin besar, tampak dengan kantung mata yang berkelabu di bawah sudut manikku. Semalaman aku tak bisa tidur. Terus belajar dan memikirkan Jaemin setiap malam, 10% untuk belajar dan sisanya 90% memikirkan Jaemin, Jaemin, dan Jaemin. Sungguh.

"Jaemin. Aku kangen," lirihku, menatap muram wajahku di depan cermin.

Ceklek

"Tiara."

Sontak aku terperanjat dan refleks menoleh saat pintu kamar langsung terbuka. Menampakkan sesosok laki-laki yang mengenakan kaos hitam dan celana jeans blue. Air muka anak itu tampak tegang. "J-Jeno?"

Ada apa Jeno datang kemari? Semenjak aku sudah menjalin hubungan dengan Jaemin, Jeno jarang sekali untuk mampir ke rumahku. Bahkan ... mungkin saja aku akan sedikit canggung jika bertemu dengan Jeno, semenjak dia berani mengungkapkan rasa cintanya padaku.

"Ra, ikut aku ke rumah sakit sekarang juga."

Kalimat cepat Jeno membuat kedua alisku terangkat bingung. "Ke rumah sakit? Untuk apa?"

Mendengus kasar, Jeno menghela napas sejenak."Jaemin masuk rumah sakit."

"A-apa?!!"

***

Berjalan cepat melewati lorong rumah sakit yang khas berbau obat-obatan, hingga menguar tajam di indra penciuman. Menjajarakan langkah kaki kami bergerak cepat hingga sedikit lagi tiba di ruang rawat inap Nadira Jaemin berada. Tepat ketika sepuluh langkah untuk segera sampai, namun mendadak langkah kami berdua berhenti. Tak jauh dari depan sana, dua perawat sedang mendorong bangsal pasien, berjalan cepat sembari mengangkat selang infus, disusul lagi dengan tiga orang berjalan di belakangnya—kalau tak salah itu adalah anggota keluarga Nadira Jaemin.

Poetry Love For JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang