20. Hidup Merana

131 40 80
                                    

HAPPY READING ♡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HAPPY READING ♡





Dear Diary

Hari demi hari telah ku lewati
Rasa senang dan sedih berbaur menjadi satu

Perasaan hati yang membentak keras dalam diri
Setiap saat aku gelisah memikirkanmu

Dan ....
Malam yang meremang ini, aku merindukanmu.

Membenahi posisi dudukku di atas kursi berkayu. Bolpoin tinta hitam masih bertengger di jariku, setelah menulis catatan harian. Ya, meskipun aku suka menulis puisi, aku juga suka menulis kisah kehidupanku di buku harian. Meski jarang aku menuliskannya.

Aku menatap hampa tulisanku, sementara cahaya putih dari lampu belajar bersinar terang mendominasi di atas meja. Dalam ekspresi gundah, malam ini aku merindukan sosok lelaki yang tersemat di benakku, yaitu Jaemin. Entah mengapa aku tak bisa benci padanya, padahal dia pernah memilukan hatiku setiap saat.

Drrrtt drrrtt

Ponselku bergetar keras di tepi meja hingga mengalihkan pandanganku. Langsungku ambil benda itu, dan terdapat sebuah pesan yang masuk.

Jeno
Kamu nggak jenguk Jaemin?
19. 17

Tiara
Inginnya gitu
Tapi aku gak yakin bisa menjenguknya
19.18

Jeno
Kenapa?
Tadi sore aku ajak nggak mau
Jadinya aku aja sama temen-temen ke RS
19.19

Tiara
Gimana keadaan Jaemin?
Dia baik-baik aja kan?
19.20

Jeno
Lumayan
Katanya dia hanya kecapekan
19.21

Hanya kelelahan? Mungkin Jaemin terlalu banyak kegiatan sehingga tak ada waktu untuk beristirahat, apalagi dia juga anak band.

Tiara
Jaemin tipes?
19.23

Jeno
Aku nggak bisa kasih tau detailnya lagi
Mending kamu tanya Jaemin aja
19.24
Sekarang kamu istirahat ya?
Jangan terlalu banyak pikiran
19.25
Read

Tidak ....

Aku harus ke rumah sakit sekarang.

Cepat-cepat aku menutup buku catatan, kemudian bergegas meraih jaket jeans blue yang tergantung di hangar untuk membalut badanku, memakai celana training rumahan, lalu menguncir rambut panjangku asal-asalan, menyatukannya sembari menatap cermin. Dan, tak lupa membawa tas kecil yang telah kumasukkan dompet dan ponsel saja. Kemudian beranjak keluar dari kamar, berjalan menuruni anak tangga dengan gopoh.

"Mau ke mana, dek?"

Tepat setelah menapaki lantai bawah, pertanyaan kakak membuatku tercengang. Kak Arzesa tengah duduk menonton TV di ruang tengah, pandangannya mengarah ke arahku dengan tatapan tanda tanya.

Poetry Love For JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang