15. Berada Dalam Dekapan

152 50 85
                                    

❝Jangan tanya bagaimana hatiku sekarang ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan tanya bagaimana hatiku sekarang ini. Jelas hancur berkeping-keping, sama halnya dengan sebuah kertas yang telah disobek-sobek.

HAPPY READING ♡

Jaemin menyelamatkanku. Ia berenang dengan baik untuk meraih tubuhku yang bergelinjang di dalam air yang terasa begitu dingin, menusuk sampai ke tulang-tulang, bahkan kolamnya saja amat dalam. Napasku menjadi gelagapan saat air memasuki bagian mulut dan hidungku, menggelontor sampai ke tenggorokan. Dan dadaku serasa begitu sesak.

Karina dan 2 temannya itu mendadak datang, terbeliak tak sangka melihat peristiwa tersebut. Dalam hati Karina benar-benar merasa frustrasi dan marah. Untuk apa Jaemin menolong gadis penggila puisi itu? Bukankah lebih baik dibiarkan tenggelam saja, dan ... mati?

***

Aku menggigil dan memeluk erat tubuhku yang telah basah kuyup, gigiku pun ikut gemeletuk kedinginan. Syukurlah Jaemin cepat menyelamatkanku, agar aku tak kehabisan napas, tenggelam dipenuhi banyak air. Posisiku saat ini berada dalam mobil milik Jaemin. Entahlah, mungkin ia ingin mengantarkanku pulang.

Mata Jaemin melirik ke arah gadis yang duduk di sampingnya. Tubuh gadis itu masih menggigil kedinginan, kuyupan, sehingga airnya merembes pada jok mobil, bahkan butiran air di helaian rambut panjang hitam gadis itu menetes-netes. Melihat itu, Jaemin jadi merasa iba. Kemudian, tangan panjang Jaemin mengambil jaket berwarna merah yang tergeletak di belakang jok mobil. Dia mengambil peran untuk membalut bagian depan tubuh gadis itu, seolah menjadikan jaket miliknya adalah selimut.

Perlahan, kepalaku berputar ke samping. Melihat Jaemin yang memperlakukan diriku dengan perbuatan lembutnya. "Ma-Makasih," rintihku.

Mendengar kalimat yang terdengar lirih itu. Jaemin hanya menyunggingkan senyuman tipis. Ia menatap lekat sepasang kelopak mata elok sang gadis tersebut.

"Malam ini, kamu tidur di rumahku dulu, ya?" Nada bicara Jaemin begitu lembut, lalu ia mengusap pelan pucuk kepala sang gadis yang tampak basah itu.

~~~

Sudah kedua kalinya aku berada di rumah Nadira Jaemin yang mewah ini. Untuk apa dia menyuruhku menginap di rumahnya? Apa dia ingin menyuruhku untuk membersihkan rumahnya lagi? Atau jangan-jangan dia ingin ....

Aku menggeleng cepat, mencoba mengusir pikiran negatif yang merasuk ke dalam otakku. Aku berusaha berpikiran positif pada Jaemin. Sebenarnya, aku ingin mengelak permintaan dia untuk tidak menginap di rumahnya, namun percuma saja. Jaemin tetap bersikukuh untuk menyuruhku menginap di sini. Untung saja dia bisa mencari alasan untuk mengabari Kak Arzesa, bahwa aku izin menginap di rumah teman hanya untuk semalam.

Sekarang kini, tubuhku dibalut sweater berwarna merah cerah, dan mengenakan celana training rumahan milik Jaemin. Iya, dia meminjamkannya untukku. Pakaian Jaemin yang aku pakai, kini tampak kebesaran dari tubuh kecilku ini. Tidak apa-apa, tubuhku terasa begitu hangat memakai sweater milik Jaemin.

Poetry Love For JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang