17. Hukuman Pada Akhirnya

140 47 73
                                    

HAPPY READING ♡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HAPPY READING ♡



Sarapan pagi bersama keluarga Donghae. Hening di ruang makan mewahnya. Mereka menikmati makanannya masing-masing tanpa ada pembicaraan sama sekali, hanya beradu sendok dan garpu yang menggema di meja makan.

Awalnya, Jeno sedari tadi tak enak untuk menikmati makanannya. Iya, karena tatapan papanya yang duduk berseberangan di meja makan itu, sesekali ia memerhatikan anak laki-lakinya dengan tatapan sinis. Memangnya Jeno salah apa? Begitulah pikir Jeno.

"Jen. Kenapa kamu nggak kasih tau papa kalo ada surat panggilan dari sekolah?"

"U-uhuk!" Jeno terbatuk dan hampir saja tersedak setelah mendengar kalimat papanya yang begitu menohok. "Tunggu. Papa tau dari mana kalo Jeno dapat surat panggilan?" tanyanya bingung.

Pria itu menghela napas berat. "Tadi malem mamamu masuk kamar, ngecek kamu udah tidur apa belom. Nggak sengaja liat ke meja belajarmu, ternyata ada surat dari sekolah."

Setelah mendengar penjelasan dari papanya. Lalu kepala Jeno merunduk dalam, seraya masih menguyah sisa makanan di mulutnya dengan pelan-pelan. Sial, dirinya memang tak pandai menyembunyikan sesuatu.

"Ada masalah apa kamu di sekolah?" tanya Irene dengan nada dingin. Menatap intimidasi anak laki-laki itu di sampingnya yang masih tertunduk. "Jeno, jawab! Kamu buat malu papa-mama aja, kamu buat masalah apa di sekolah? Berantem?" tanyanya dengan penuh penekanan.

Tak mengatakan sepatah kata pun, Jeno hanya mengangguk kecil sebagai jawaban, dan masih dengan kepala yang tertunduk. Mama dan papanya itu hanya menghela napas kesal bersamaan setelah anak itu mengangguk.

"Tapi Jeno bertengkar ada sebabnya, ma, pa. Jeno mau lindungi Tiara yang udah digangguin sama Hyunjin. Makanya Jeno hantam Hyunjin habis-habisan. Maafin Jeno ma, pa. " Jeno mulai bersuara dan mengangkat kepalanya, menatap mama-papanya secara bergantian. Tatapan matanya mengisyaratkan sebuah keyakinan bahwa dirinya tak bersalah. Bukan berarti Jeno anak yang nakal.

Sebagai orang tua pasti mengerti, kan? Pasti ada sebabnya mengapa anak laki-lakinya itu bertengkar. Oh, bahkan orang tuanya sudah kenal dekat dengan anak perempuan yang bernama Tiara Juni Angelina, tetangga sekaligus sahabatnya Jeno dari waktu kecil.

"Oke-oke, papa ngerti kamu itu anak yang baik. Tapi tak perlulah kamu mukulin anak orang lain. Bicarakan saja baik-baik."

Fiuh, memangnya Hyunjin bisa diajak bicara baik-baik? Batin Jeno agak kesal.

"Kalo gitu, kamu aja pa, yang dateng ke sekolah," pinta sang istri, lalu melahap nasi gorengnya.

"Loh? Kok aku? Aku kan kerja, ma ... kamu aja yang ke sekolah. Mumpung kamu nganggur kan di rumah."

Irene langsung menatap tajam ke arah suaminya, lalu menelan sisa makanannya cepat. "Nganggur kamu bilang?! Aku ini sebagai istri juga banyak pekerjaan di rumah!" marahnya membuat sang suami tersentak.

Poetry Love For JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang