Joy berjalan menuruni tangga, dan di saat yang bersamaan ia melihat Jaehwan sedang berbincang dengan Rose sembari berjalan menuju tangga, di belakang keduanya ada Irene yang sedang menerima telpon, Lisa yang langsung berjalan ke ruang tengah dan Jennie bersama Seulgi bersantai di ruang tengah.
" Yah!! sepertinya aku harus begadang lagi untuk projek ini, aku harus bersemangat "
Rose memukul lengan Jaehwan " Jangan sampai oppa begadang malam ini, tentang projek itu jangan terlalu dipikirkan "
Joy geleng geleng kepala saat sedikit mendengar percakapan sepasang kekasih beda umur itu, benarkah mereka sepasang kekasih? Ah--- Joy saja yang tidak tahu kebenarannya.
" Hay Joy, bagaimana kabar mu? " Jaehwan menyapa Joy.
Joy tersenyum " Aku baik baik saja! Oh kenapa kau datang ke sini, apa kau ingin menghabiskan waktu bersama Rosie mu itu lagi "
Pipi Rose merona mendengarkan penuturan kata Joy, sedangkan Jaehwan ia terkekeh pelan menanggapi ucapan Joy
" Kurang lebih seperti itu lah "
" Hmmm " Joy mendekatkan sedikit wajahnya ke wajah Jaehwan, berniat ingin menggoda pria itu " Kau akhir akhir ini selalu ingin menghabiskan waktu bersama Rose, apa kau khawatir jika Rose akan terluka seperti kemarin "
Jaehwan mengusap kepala belakangnya " Hahahhha kau benar Joy, aku mengkhawatirkan nya "
" Aigoo " Joy kembali menjauhkan wajahnya " Cah... selamat bersenang senang, lakukan apapun yang kau mau di sini, anggap saja sebagai rumah sendiri tetapi jangan sampai melukai Rose kami, aku akan menghukum mu "
Mendengar Joy mengatakan Rose kami membuat Rose kembali tersenyum, ia senang karena hubungannya dengan yang lain sudah membaik.
" Nee aku tidak akan melukai Rose kalian nona Joy "
" Itu lebih baik " Joy kembali melanjutkan jalannya begitupun dengan dua orang tadi.
Saat Joy sudah menginjak lantai bawah, headphone di genggamannya tiba tiba berbunyi, dan menampilkan nama Squirtle, tanpa pikir panjang lagi, Joy langsung menggeser tombol hijau dan menempelkan benda pipih itu ke telinganya
" Yeoboseo Yeri-ah, kenapa kau menelpon? "
Yah, yang menelpon tak lain adalah Yeri.
" Eo-eonni hiks tolong aku "
What---- Joy membulatkan setengah matanya kala mendengar suara Yeri yang menangis bahkan sampai meminta tolong.
" Yak!! Yeri-ya, apa yang terjadi dengan mu huh? " Joy panik.
" Hiks... tolong aku eonni! a-aku ada didalam kardus saat ini hiks... "
" Mwo? kenapa kau ada di dalam kardus, apa yang terjadi dengan mu huh "
Joy panik, Yeri dalam bahaya ia harus menyusul Yeri sekarang. Melewati tatapan aneh Irene, Joy berlalu melewati wanita itu. Irene sedari tadi terus memperhatikan Joy bahkan saat ekspresi adiknya itu terlihat panik, khawatir dan sedih Irene masih bisa membaca pancaran mata Joy hingga menebak menebak siapa yang di ajak bicara oleh adiknya itu di telpon.
Irene menahan tangan Joy " Kau ingin kemana? " Cegahnya.
" A-aku ingin menyelamatkan Yeri, eonni di-dia dalam bahaya sekarang "
Irene menyerngit kurang paham, ralat hanya belum mencerna ucapan Joy " Apa maksud mu? "
" Dia menelpon ku eonni, Yeri bilang dia ada di dalam kardus "

KAMU SEDANG MEMBACA
Cousins
Fanfiction"Tidak ada keluarga yang sempurna. Terkadang kami berdebat, berkelahi, bahkan satu waktu berhenti berbicara satu sama lain. Namun pada akhirnya, keluarga tetaplah keluarga, dimana cinta akan selalu ada."