"Tidak ada keluarga yang sempurna. Terkadang kami berdebat, berkelahi, bahkan satu waktu berhenti berbicara satu sama lain. Namun pada akhirnya, keluarga tetaplah keluarga, dimana cinta akan selalu ada."
Hadeh!! ini gak tahu bakal gimana lagi . . Happy reading:
Pagi pagi Jun rasanya sudah ingin tenggelam saja di sungai Han karena memikirkan di mana Seungri saat ini, mengapa iblis itu sangat sulit untuk di lacak. Jun bersama Jake yang juga memikirkan hal serupa.
Namun Jaehwan dengan santainya menyantap sarapannya pagi ini. Kedua detektif itu, tiba tiba datang pagi pagi sekali hanya untuk meminta Jaehwan menceritakan apa yang terjadi pada Rose selama ini.
Dan seketika....
Jun memukul meja hingga membuat Jake dan Jaehwan kompak terkejut, bukan hanya itu, Jaehwan dibuat tersedak karenanya tapi Jun tidak merasa bersalah sama sekali, tapi justru langsung menyambar kunci mobil Jaehwan yang tergantung di dekat pintu utama unit apartemen.
"Jake, kita pergi sekarang!"
Jake berjalan bingung menyusul Jun dan meninggalkan Jaehwan dengan tatapan bingungnya.
"Oh iya, terima kasih kawan, karena mu aku mendapatkan jalan keluarnya" Jun sedikit teriak dari pintu.
Jaehwan sangat bingung.
"AKU PINJAM MOBILMU DULU, NANTI AKU KABARI LAGI!!" Jaehwan hanya mengangguk bingung sebagi respon.
Memangnya, apa yang terlintas di benak Jun?
Tunggu!! Mobil!! Jun!! Pinjam!!
"Oh shit, aku ingin memakai mobilku ke pernikahan nanti" Keluh Jaehwan pasrah.
Terpaksa, nanti ia harus menaiki Uber untuk pergi.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tepat pukul sembilan pagi, Irene sudah berada di ruangan tata rias pengantin bersama perias yang meriasnya dan Seulgi yang menemaninya.
Seulgi bahagia karena Irene akan mengganti statusnya menjadi istri orang, tapi tak dipungkiri juga jika ia merasa sedih karena Irene tidak akan tinggal bersama mereka lagi, melainkan bersama suaminya.
Dan lagi mengingat Rose tidak dapat hadir karena kondisinya yang berada di ujung tanduk membuatnya semakin merasa sedih. Tapi bukankah ini hari bahagia, jadi untuk hari ini Seulgi memutuskan untuk tersenyum walau ia rasa itu sangat berat.
"Kau gugup eonni?"
Irene mengangguk dalam senyum manisnya.
"Sangat disayangkan, eonni akan pergi dari rumah nanti" Keluh Seulgi dengan memanyunkan bibirnya.
"Bukankah bagus, jadi tidak ada yang akan marah-marah lagi nanti, kalian juga jadi bebas tanpa peraturan rumah" Irene bercanda.
"Yah... tapi kami akan merasa kehilangan. Sudah cukup Rose yang pergi dari rumah"
Ternyata candaan itu tidaklah lucu, Irene jadi merasa sedih jika mengingat itu. Ia yang tertua tapi dirinya tidak bisa meluruskan apa yang terjadi, melainkan sibuk untuk menutup mata. Hey Irene!! ini hari bahagiamu, jangan bersedih okey, remember that.