Chapter Twenty Four

1.7K 234 6
                                        

Nafas Daesung memburu menatap Irene dan Joy yang sedang duduk di sofa sembari menundukkan kepada mereka karena takut. Sudah Irene dan Joy tebak, ini pasti terjadi.

Setelah dua pria yang berusaha melecehkan Yeri di bawa ke kantor polisi di saat yang bersamaan Irene dan Joy membawa Yeri ke rumahnya dan para sepupunya tinggali. Di sana mereka menceritakan semuanya dan yah, itu membuat mereka semua tak menyangka. Dan sekarang Yeri sudah berada di kamarnya di temani oleh Yuri

Jinho sudah pulang setelah Irene mengobati memar yang yang di dapatkan lelaki itu. Jaehwan sendiri, pria itu juga sudah pulang setelah berhasil mendapatkan tanda tangan Rose di semua berkas.

Kembali ke topik awal, Joy menggenggam tangan irene karena sangat takut, bahkan saat ia mendapatkan tamparan appa nya beberapa hari lalu, ini masih lebih menyeramkan.

"Appa," Panggil Irene nanar.

"SUDAH BERAPA KALI AKU KATAKAN UNTUK MENJAGA YERI DENGAN BENAR"

Semua orang terkejut mendengar suara teriakan Daesung saat mengamuk sampai sampai Lisa bersembunyi di punggung Rose, dan kembarannya itu langsung mencoba untuk menenangkan Lisa. Wendy bahkan sampai mendelik sangking terkejutnya.

"Appa," Irene mencoba memanggil appa-nya, berharap Daesung mau memberinya kesempatan untuk bicara.

"KENAPA KALIAN SELALU SAJA LALAI MENJAGA YERI"

Untuk kedua kalinya, semua orang terkejut dan merinding.

"Lisa-ya apa ini sering terjadi" Tanya Rose sedikit berbisik pada Lisa, ia penasaran kenapa pamannya itu semarah itu. Tak bisa di elak sih, jika Daesung akan marah jika putri bungsunya hampir di lecehkan, tapi kenapa pamannya itu sangat marah pada Irene dan Joy, bukankah mereka yang pergi menyelamatkan Yeri tadi.

"Eonni lupa, bahkan sejak kecil Irene eonni dan Joy eonni selalu di marahi jika Yeri terluka" Ah itu benar, mempunyai banyak masalah dalam hidupnya membuat Rose lupa akan ini.

"AKIBAT ULAH KALIAN BERDUA YANG LALAI, LIHAT!! ADIK KALIAN TERLUKA, YERI HAMPIR DI LECEHKAN KARENA KALIAN TAK MENJAGANYA DENGAN BAIK"

"CUKUP APPA"

Joy menatap Irene yang yang berteriak balik dihadapan appa-nya. Nafas Irene ikut memburu, ia benar benar muak sekarang, selalu di salahkan karena Yeri terluka.

"Apa maksudmu huh?" Daesung menatap angkuh Irene "INGIN MARAH DI SAAT KAU LALAI MENJAGA ADIKMU, JIKA IYA KATAKAN, MAKA APPA AKAN BILANG KAU ADALAH KAKAK TERBURUK KARENA MEMBIARKAN ADIKNYA TERLUKA, MEMBIARKAN ADIKNYA DI LECEHKAN"

"CUUUUUKUUUUUP!!! AKU BILANG CUKUP"

Nafas Joy ikut memburu, wajahnya merah padam menatap appa-nya penuh dengan amarah, Joy sama dengan Irene, mereka muak.

Seulgi menghela nafasnya, kejadian hari ini hampir sama dengan kejadian yang menimpanya beberapa tahun lalu, saat ia mengamuk pada Seungri karena selalu membedakannya dengan Rose.

"Eonni, aku lapar sebaiknya kita ke kamar dan tidur saja" Jennie memandang Jisoo aneh, tapi ia mengerti dengan suasana yang terjadi sekarang. Jisoo paling anti jika menyaksikan pertengkaran yang selalu membuatnya takut.

"Ayo eonni" Jennie menarik tangan Jisoo untuk pergi ke kamar adiknya itu.

Melihat kepergian Jisoo dan Jennie, Wendy juga memutuskan untuk menyusul kedua adiknya, bukan karena ia tidak ingin membela dan membantu kedua sepupunya yang sedang di marahi oleh pamannya itu, tapi ia ingin memastikan kondisi Jisoo.

"Haaaaaah." Wendy menghela nafasnya.

Wendy menghampiri Jennie yang sedang duduk di lantai bersandar pada ranjang Jisoo sembari menenangkan tubuh Jisoo yang gemetaran. Wendy duduk di sebelah Jisoo, lalu meraih kepala adiknya itu dan menaruhnya di bahunya lalu mengusap pelan lengan adiknya itu.

CousinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang