Chapter Forty

1.9K 221 14
                                        

Lisa menangis, hanya itu. Bukan hanya Lisa melainkan Wendy, Joy dan Yeri juga menangis setelah mengetahui semua.

Hati Seulgi perih, karena belakangan ini hidupnya dipenuhi dengan kesedihan.

Berhari-hari mereka hanya menangis, kehilangan mood dan cukup jauh dari keharmonisan setelah kepergian Rose, sekarang pun demikian.

Hidup terlalu membuat mereka menjadi cengeng.

Lisa keluar dari ICU, tempat Rose tertidur pulas tiga hari ini. Gadis berponi itu menghampiri para sepupunya yang menunggu di luar ICU.

"Eonni" Lisa menghampiri Seulgi dan memeluk wanita itu.

Seulgi terdiam karena tindakan tiba tiba dari Lisa.

"Kau tetap eonni ku, tidak ada yang dapat mengubah itu walau appa tak pernah menginginkan itu, kau tetap menjadi eonni untukku dan Rose"

Seulgi mengangguk, hatinya bersyukur bisa berada bersama Lisa saat ini menjadi kakak untuk adiknya itu.

"Lalu apa yang harus kita lakukan sekarang" Yeri tiba tiba bersuara.

Lisa melepas pelukannya dan menatap Yeri, bukan hanya gadis itu tapi Jenie, Jisoo, Seulgi, Wendy dan Joy juga.

"Bukankah Lisa eonni atau Seulgi eonni tidak bisa mendonorkan ginjal mereka, lalu bagaimana caranya agar Rose eonni sembuh sekarang"

Joy menghampiri Yeri lalu membawa gadis itu kedalam pelukannya.

"Kau tenang saja, Rose pasti mendapatkan pendonor" Joy menenangkan.

suara langkah kaki terdengar, Joy langsung melepaskan pelukannya dan melihat siapa yang datang. Jaehwan datang bersama Jimin dan Seokjin.

melihat tujuh gadis dengan wajah lesu dan mata yang sembab akibat menangis di hadapannya Jaehwan menghela nafasnya, ia sudah tahu dari Seokjin.

"Girls, sebaiknya kalian pulang dan istirahatkan mata kalian yang sembab, aku yakin kalian lelah, jadi kumohon istirahatlah sejenak dari masalah ini"

ini langsung menggelengkan kepalanya ia tidak setuju dan tidak mau mendengarkan ucap Jaehwan.

"Kau sadar istirahat sana!! ku yakin kau lebih lelah daripada kami"

Jimin menepuk pundak Jaehwan. "Jennie benar, kau sebaiknya pulang dan istirahat juga sana. Semua urusan di kantor polisi biarkan detektif Jun yang menghandle-nya dan urusan rumah sakit biarkan aku yang mengurusnya"

"Bagaimana bisa begitu, aku harus mencari pendonor dulu untuk Rosie baru aku bisa istirahat"

"Jimin benar Jaehwan-ah, kau harus istirahat!! Urusan pendonor kami semua bisa membantu mencarikan" Ujar Wendy.

Jaehwan menghela nafasnya panjang. "Arraseo!! aku akan istirahat sebentar, tapi kalian juga harus istirahat"

"Terutama Kau Seulgi"

Seulgi tersenyum kecil dan mengangguk.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
CousinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang