Chapter Fourteen

2.1K 266 23
                                        

Rose berlari memasuki kawasan perusahaan milik Suho, di susul Jaehwan di belakangnya, lengkap dengan seragam sekolah yang ia pakai.

Ia ingin bertemu Suho untuk meminta bantuannya, bukan untuk kepentingan perusahaan tetapi demi kelangsungan hidup para saudarinya.

Kenapa ia berkata seperti itu, hey.... jangan lupakan jika Jaehwan masih bersama Rose, apapun Rose bisa dapatkan termasuk informasi sekecil apapun.

Apa yang akan terjadi nanti malam(?), Kenapa Rose terlihat sangat panik(?) Dan bantuan apa yang Rose inginkan untuk kelangsungan umur para saudarinya(?)

Haaah--- Ini salahnya, Rose selalu mengutuk kebodohannya yang meminta agar Seungri membayar beberapa orang untuk menjaga para sepupunya terutama Lisa yang paling penting dalam hidupnya, Seungri menuruti kemauannya, tetapi bukannya menjaga, Seungri justru membayar orang orang itu untuk menerornya dan berencana jahat malam ini.

Kenapa ia tahu, hey... kalian seperti tidak tahu saja bagaimana Seungri, tadi pagi mereka berdua berbincang bukan.

Setelah di izinkan masuk oleh security, Rose segera berlari lagi menuju resepsionis, dan saat ia di sana, resepsionis itu memandang Rose sedikit bingung, mungkin karena seragam sekolah yang Rose kenakan, Rose tidak memperdulikan ini sekarang, yang terpenting ia bertemu dengan Suho

" Ada yang bisa saya bantu " Ucap resepsionis itu untuk pertama kali setelah melihat Rose dan Jaehwan

" Apakah tuan Suho ada di kantornya " Tanya Jaehwan

" Ya, tuan suho ada dikantornya "

" Ak--- begini, saya ingin bertemu dengan tuan Suho " Rose angkat suara.

" Apakah anda sudah membuat janji sebelumnya " Tanya resepsionis itu.

Tersirat wajah kecewa di wajah Rose, kemudian ia menoleh ke arah Jaehwan yang terlihat menggelengkan kepalanya, Rose menghela nafas, she think jaehwan have make promise before they go in here.

" Tidak, tapi bisa kah kami bertemu sebentar, ini sangat penting bahkan lebih sekedar kata penting " Wajah Rose memelas.

" Maaf nona anda tidak bisa bertemu dengan tuan suho sebelum membuat janji terlebih dahulu "

Rose menghela nafas pasrah, sedikit memutar tubuh kearah Jaehwan agar ia menghadap lelaki itu. " Bagai---ark " Suara Rose tertahan dengan rasa sakit yang tiba tiba menjalar di punggungnya.

Melihat raut wajah Rose yang seketika berubah, membuat Jaehwan menyerngit sesaat sebelum ia memahami situasi, penyakit Rose kambuh lagi.

" Yak Rosie!! neo gwenchana, apa ini sangat sakit, ayo kita ke klinik "

Sesaat Rose sempat tersenyum karena mendengar Jaehwan memanggilnya dengan nama Rosie tetapi ia kembali sadar dengan rasa sakit yang ia rasakan.

Haaah--- This moment is like Rose's life, setiap kali ia merasa bahagia maka rasa sakit selalu menyadarkannya bahwa ia akan selalu ada.

" Andwe " Rose menepis tangan Jaehwan saat ingin menyentuhnya, ia tidak ingin dibawa ke klinik " Kita harus bertemu dengan tuan Suho, oppa, ini sangat penting bahkan lebih penting dari nyawa ku "

" Jangan melantur bodoh, nyawamu juga penting "

Rose tersenyum kecut saat Jaehwan mengatainya bodoh, hanya berlangsung sebentar sebab ia kembali sadar dengan rasa sakit di punggungnya.

" Satu nyawa tidak akan sebanding dengan delapan nyawa oppa " Rose berbicara pelan, begitupun dengan Jaehwan, takut jika resepsionis itu mendengar percakapan mereka yang sudah pasti tak kan bisa di pahami bagi yang mendengar.

CousinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang