Chapter Thirty Three

1.6K 222 15
                                    

Malam ini, Seulgi sedang menemani Lisa untuk sekedar mencari angin di sungai Han. Lisa sangat kacau saat keluar dari kamarnya, jadi sekedar untuk menghibur adiknya itu, Seulgi berinisiatif untuk mengajak adiknya itu berjalan jalan sebentar dan kalau diingat ingat, sejak mereka ke korea, mereka tidak pernah jalan berdua.

Sekaligus ada sesuatu yang Seulgi ingin bicarakan tentang Rose pada Lisa perihal apa yang di katakan Yeri dan Joy tadi siang.

Rose sibuk mencari cari barangnya yang hilang di kamarnya, padahal seingatnya ia jelas jelas menyimpang barang ia cari itu di laci nakas, tetapi mengapa bisa hilang secara mendadak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rose sibuk mencari cari barangnya yang hilang di kamarnya, padahal seingatnya ia jelas jelas menyimpang barang ia cari itu di laci nakas, tetapi mengapa bisa hilang secara mendadak. Jika tidak ada di dalam kamar, itu berarti barang kali ia menyimpan barang itu di luar.

Masa sih, seingat Rose, ia sangat menjaga ketat barang itu agar Jaehwan tidak melihatnya, tapi sekarang kenapa bisa hilang.

" Arkh--- " Rose meringis merasakan punggungnya terasa nyeri dan sakit di bagian perutnya.

Sial!! penyakitnya kambuh lagi dan barang yang sedari tadi ia cari belum ketemu juga. Dimana botol obat yang ia simpan, Rose benar benar membutuhkannya sekarang.

Terasa mual, Rose ingin muntah. Dengan segera Rose berlari kearah kamar mandi kamarnya dan memuntahkan seluruh isi seluruh sisa makanan dari perutnya di keloset.

Dalam hati, Rose menyumpah serapahi dirinya sendiri karena melupakan dimana ia menyimpan botol obatnya itu.

Merasa sedikit lega, Rose segera membereskan sisa muntahnya dan segera membasuh wajahnya di wastafel. Walaupun merasa sedikit lega, tapi rasa sakitnya masih terasa sangat sakit.

Rose mendongakkan wajahnya, menatap wajahnya di cermin dan terlihatlah wajahnya yang sangat pucat. Rose tersenyum miris, umurnya benar benar hanya tinggal sebentar lagi tetapi masalahnya belum dapat ia selesaikan.

Di saat yang bersamaan, Rose merasakan ada sesuatu yang mengalir di sela sela hidungnya. Darah!!! Rose mimisan dan di saat yang bersamaan kepalanya juga ikut terasa sakit.

" Arkh " Rose memegangi kepalanya

Tidak!! Tidak!! Rose tidak boleh pingsan, jika itu terjadi maka ia sudah tidak akan melihat dunia lagi, karena tidak ada satupun orang yang akan membawanya ke rumah sakit.

" Shit!!! aku harus pergi sekarang "

Rose mengambil tisu toilet dan menyumpal hidungnya nya. Rose segera keluar dari kamar mandi dengan menahan rasa sakitnya, mengambil jaket dan segera keluar dari kamar. Rose ingin pergi ke apotik sekarang juga jika tidak, maka nyawanya akan berakhir sekarang jika tidak meminum obat.

Sejak kapan Rose mulai meminum obatnya. Itu sejak ia keluar dari rumah. Rose berfikir jika ia memerlukan obat obatan itu untuk dirinya, karena ia tahu umurnya tidak akan cukup sampai masalahnya selesai.

Jaehwan sedang di kantor dan pria itu akan lembur selama beberapa hari karena sebentar lagi projek yang mereka rencanakan akan di mulai, jadi dengan begitu Rose bisa keluar dari apartemen dengan mudah.

CousinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang