Chapter Thirty Nine

1.8K 213 28
                                    

Jennie bersembunyi di bagasi mobil Seulgi dan itu cukup membuatnya merasa pengap karena sempitnya bagasi mobil ini. Jennie mengumpat, kenapa juga ia setuju kemarin jika ia yang akan menyelinap di mobil Seulgi, kenapa tidak meminta Yeri atau Lisa saja.

Padahal kan badan Lisa dan Yeri masih terbilang sedikit kecil ketimbang badannya, ingat yah!! hanya sedikit dan itu tidak berarti jika Jennie gendut. Poor Jennie.

Seulgi mendapat panggilan, Jennie tahu itu karena ia mendengar sebuah nada dering yang terdengar lama.

Tangan Seulgi merogoh tasnya untuk mengambil handphonenya, melirik sedikit nam yang tertera di atas layar benda pipih itu lalu segera mengangkat panggilan itu.

Karena Seulgi kurang mahir dalam memainkan handphone saat berkendara apalagi harus menjepit handphonenya itu di antara bahu dan telinganya yang nyatanya itu membuat bahunya pegal, jadi Seulgi memilih untuk menekan tombol speaker yang nyatanya tanpa ia ketahui ini menguntungkan Jennie karena bisa menguping pembicaraannya.

"Yeoboseo Seulgi-ya"

Jennie menyerngit bingung, bukankah ini suara Jaehwan. Untuk apa Jaehwan menghubungi Seulgi? Apa ini tentang Rose? Benarkah itu? Tapi bukankah jelas jelas pada saat malam kepergian Rose, keduanya tampak saling menatap tajam tapi sekarang keduanya justru saling menghubungi.

"Apa kau berada di jalan menuju rumah sakit saat ini?"

Rumah sakit? Siapa yang sakit? Jennie berfikir keras.

"Yah aku berada dijalan saat ini, memangnya kenapa?"

"Ah begini, aku berada di kantor polisi lagi saat ini, detektif Jun memberitahuku jika ia memerlukan sebagian data saham yang di berikan appa mu pada Rosie"

Sebenarnya apa yang terjadi, kenapa Jaehwan menyebut kantor polisi, data saham yang diberikan pada Rosie, What--- Rosie, Jennie mendengus kesal, hanya ia yang boleh memanggil Rose dengan sebutan Rosie.

"Jadi, kau menelpon hanya untuk memberitahukan ini padaku?"

"Yah... dan sedikit meminta bantuan mu"

"Bantuan apa yang kau perlukan?"

Jennie semakin menajamkan pendengarannya.

"Hmm begini, aku ingin meminta mu untuk menyuruh pamanmu Taeyang atau bibimu Yuri datang ke kantor polisi juga..."

"Kenapa?"

"Kurasa mereka harus tahu masalah ini, bukan akan lebih baik jika mereka tahu dan membantu kita dan lagi aku merasa ada yang janggal"

"Kenapa kau berfikir seperti itu"

"Yah... aku tahu kau pasti sudah tahu atas dasar apa appa-mu melakukan itu, jika hanya balas dendam kenapa tidak melukai paman dan bibi mu juga, ini pasti ada yang kita lewatkan kan"

Jennie menutupnya spontan karena terkejut dengan apa yang di dengarnya. Ini jelas ada kaitannya dengan masa lalu, dengan kematian bibinya Yoona dan apa yang terjadi sekarang.

Seulgi menghela nafasnya, kenapa ia baru sadar sekarang. Apa yang dikatakan Jaehwan adalah benar, jika Seungri membunuh Yoona atas dasar balas dendam lalu kenapa bisa pamannya Taeyang dan bibinya Yuri masih hidup sampai sekarang.

"Apa yang kau pikirkan tentang itu?"

"Sepertinya apa yang dilakukan appa-mu, dari membunuh bibi Yoona, memperdaya Rosie dan kasus lainnya, kurasa itu semua ada kaitannya maksudku itu bukan motiv balas dendam"

Jennie terkejut bukan main

"Kenapa bisa begitu?"

"Untuk itu aku belum bisa menjelaskannya... eum seulgi-ya, kita sudah dulu!! detektif Jun memanggilku"

CousinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang