"Tidak ada keluarga yang sempurna. Terkadang kami berdebat, berkelahi, bahkan satu waktu berhenti berbicara satu sama lain. Namun pada akhirnya, keluarga tetaplah keluarga, dimana cinta akan selalu ada."
Suho dan Irene sedang perjalanan pulang menuju rumah yang ditinggali Irene bersama sepupu nya yang lain. Selama perjalanan Suho maupun Irene tak pernah lepas dari senyum bahagia mereka, karena sebentar lagi mereka akan melangsungkan pernikahan, kurang lebih dalam waktu dua minggu lagi, Daesung yang mengatakan itu tadi.
Irene hanya tidak tahu jika dibalik senyuman bahagia tunangannya itu terdapat senyum jahat yang membayangkan hidupnya hancur disaat hari pernikahan.
Suho menggapai tangan Irene kemudian mengelusnya lembut dengan kasih sayang. "Aku senang kita akan segera menikah"
Irene menanggapinya dengan senyuman "Aku juga sangat senang"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Seulgi menatap hampa taman rumah sakit yang beberapa waktu lalu sempat ia datangi bersama Rose, Seulgi menghela nafasnya dengan sangat berat kemudian memejamkan matanya yang terasa begitu berat, ini sudah siang namun sejak semalam ia tidak pernah tidur karena terus memikirkan betapa bodohnya ia dan betapa menyedihkannya ia. Seulgi membuka matanya dan menghela nafasnya lagi, disaat yang bersamaan seminar angin menerpa wajahnya.
"Mianhea!!!"
Seulgi menoleh dan mendapati Jimin sedang menatap lurus ke depan dan berdiri disebelah bangku yang sedang Seulgi duduki. Jimin menoleh ke arah Seulgi yang kini menatapnya bingung, Jimin berdehem untuk menetralkan suasana dan dengan canggungnya pria itu duduk disebelah Seulgi tanpa seizin wanita itu.
Seulgi bernafas cuek sembari menatap ke ke depan lagi, sebenarnya ia ingin sendiri saat ini namun ia sadar bangku yang sedang di duduki nya saat ini adalah untuk umum bukan untuknya saja. Seulgi menguap karena mengantuk dan Jimin yang melihat itu tiba tiba merasa bersalah karena telah menyalahkan wanita itu kemarin, pasti Seulgi sangat sedih sekarang.
"Mianhea!!!" Ujar Jimin tanpa melihat Seulgi.
"Apa kau sedang berbicara padaku" Ujar Seulgi tanpa melihat Jimin juga.
Jimin seketika menoleh pada Seulgi. "Yah aku sedang berbicara padamu dan aku minta maaf karena perkataan ku kemarin malam"
Seulgi terkekeh kecil, menertawakan dirinya "Aku bukan kakak yang baik dan aku pantas untuk mendapatkan itu, jadi tidak perlu meminta maaf. Justru aku berterima kasih padamu karena telah memberitahu ku sebuah fakta, jika aku bukanlah putri eomma"
"Aku bahkan tidak tau apakah aku pantas memanggilnya eomma Rose dan Lisa dengan sebutan eomma juga." Tambah Seulgi, meringis pelan meratapi nasibnya yang ternyata hanyalah anak haram dari hasil perselingkuhan appa-nya. Seulgi tak pernah menyangkan jika ibunya hanyalah seorang perusak hubungan antara appa dan eomma Rose dan Lisa.
Jimin menatap iba Seulgi.
"Jangan berfikir bahwa ibu yang melahirkan mu adalah seorang perusak hubungan, nyatanya iblis itulah adalah seorang perusak yang sesungguhnya"
"Apa kau sedang mengatai appa-ku Jimin-ah"
Jimin mengangguk "Kau tahu siapa peran antagonis disini Seulgi-ya dan siapa pemeran yang selalu tersakiti"