Chapter Nineteen

2K 261 15
                                    

Joy menatap bangunan besar seperti istana di hadapannya, ia sudah keluar dari rumah sakit sekitar tiga hari yang lalu bersama Seulgi, sedangkan Rose, gadis itu dipaksa di rawat inap terlebih dahulu oleh yang lain.

Joy menghela nafas, dengan langkah berat ia memasuki mansion milik orang tuanya itu dengan langkah berat, tujuan ia kesini adalah ia ingin menjelas tentang kejadian beberapa hari yang lalu, ia ingin meredam kemarahan appanya.

" Oeh nona Joy, nona datang " Joy menoleh ke sumber suara dan mendapati paman Choi Si Jin.

" Ne paman aku datang "

Seulgi menyesap coffe latte nya dengan nikmat sembari menatap orang orang yang juga berkunjung ke kantin rumah sakit, hari ini setelah kemarin adalah jadwalnya menjaga Rose dirumah sakit, tapi sebelum memasuki kamar inap Rose, gadis ini memutuskan...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seulgi menyesap coffe latte nya dengan nikmat sembari menatap orang orang yang juga berkunjung ke kantin rumah sakit, hari ini setelah kemarin adalah jadwalnya menjaga Rose dirumah sakit, tapi sebelum memasuki kamar inap Rose, gadis ini memutuskan untuk bersantai sebentar, yah... hitung hitung menjernihkan pikirannya tentang Rose dan segala rahasia adiknya itu.

Tapi....

" Kasus ini adalah kasus kecil, aku pernah mengananganinya lebih dari dua puluh tujuh kali dan pelakunya tetap sama, bagian dari keluarga. Melihat situasi kalian.... "

Detektif Jun menghampiri Jaehwan

" Aku dapat menyimpulkan jika kau " Detektif Jun menunjuk Jaehwan dengan bolpoin nya " Kim Jaehwan menyembunyikan sesuatu yang besar dari nona nona itu " Kini detektif Jun menunjuk Irene dan para sepupunya.

" Apa benar jika Jaehwan menyembunyikan sesuatu " Seulgi bermonolog sendiri " Tapi apa yang dia sembunyikan " Seulgi tampak berfikir

" So... salah satu dari kalian pasti tahu jika pelaku tak lain adalah orang tua kalian sendiri "

Seulgi teringat ucapan detektif Jun " Jika Rose melarang kepolisian untuk mencari tahu siapa pelaku utama dalam kejadian kemarin... bisa jadi kemungkinan besar Rose tahu siapa pelaku utama itu "

Seulgi berfikir keras, dan di saat yang bersamaan Seulgi teringat dengan cerita Yeri saat masih di kantor
Irene  " Apa appa yang melakukan ini semua, tapi apa alasannya "

Seulgi lagi lagi berfikir.

" Jika kau ingin tahu, cobalah lihat apa yang terjadi di masa lalu dan renungkan dengan apa yang terjadi sekarang, percayalah kau pasti menemukan jawabannya "

Seulgi langsung menoleh ke samping dan mendapati Jimin sedang tersenyum pada sembari menggantung jaket di lengannya.

" Eoh dokter Jimin " Seulgi sedikit terkejut melihat Jimin tiba tiba ada di dekatnya.

" Boleh aku duduk di depan mu "

" Ah nee.... silahkan "

Setelah mendapatkan izin, Jimin langsung mendudukkan dirinya di kursi hadapan Seulgi. Seulgi acuh tak acuh saja, toh..  kursi itu bukan miliknya tetapi milik pihak rumah sakit. Jimin memutar arah pandangannya, ia mencari seseorang yang mungkin dapat membantunya.

CousinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang