" Apa kau yakin tentang ini "
" Tentu saja!! aku sudah mengirim semua bukti yang kudapat ke korea, semua yang ku butuhkan juga sudah ada di tanganku termasuk laporan dan catatan kasus yang ku inginkan dari pria itu "
Jun menunjuk seorang detektif Melbourne yang sedang bersandar pada tembok dengan tatapannya, Jake namanya, yang tak lain adalah sahabatnya semasa perkuliahan dulu.
Jun sekarang ada di kantor polisi yang menangani kasus seorang wanita bernama Choi Yoona, yang tak lain adalah warga korea yang katanya dibunuh oleh anaknya yang masih berusia sembilan tahun.
" Lalu apa rencana mu sekarang " Tanya Alex, kepala kepolisian yang bertugas.
" Kembali ke korea lalu mengumpulkan sisa kejahatan pria itu "
" Apa kau perlu bantuan Jun, aku bisa mengirim Jake ke korea untuk membantu mu, kau tahu kan polisi lalai itu melewatkan apa yang kau temukan di TKP "
Jun terkekeh sedangkan Jake di sana mendengus sebal.
" Ku rasa dia perlu di kirim ke Korea, sebagai rasa tanggung jawab atas kelalaiannya. "
Seulgi menatap ragu untuk menekan bel apartemen Jaehwan, di sebelahnya ada Jisoo yang menemaninya untuk meminta maaf pada Rose.
Seulgi menyesal, sangat sangat menyesal karena tidak pernah memberikan adiknya untuk menjelaskan semua.
Jisoo berinisiatif untuk menekan bel apartemen karena Seulgi terlalu banyak berfikir. Sekian kali Jisoo menekan bel namun tak ada tanda tanda orang dari dalam akan membuka pintu.
" Sepertinya tidak ada orang di dalam Jisoo-ya "
" Itu tidak mungkin eonni, sebelum ke sini, aku sudah menghubungi Jaehwan untuk memberitahunya jika aku akan datang "
" Lalu apa yang dikatakan Jaehwan? "
" Dia sedang berada di kantor dan mengatakan jika Rose sedang berada di apartemen "
" Apa kau yakin Rose ada di dalam apartemen, bisa sajakan dia pergi "
" Tidak mungkin, Rose juga sudah mengirimkan aku pesan jika ia akan berada di apartemen sendirian. "
Seulgi menatap pintu apartemen itu kecewa, sepertinya Rose menolak kedatangannya.
Jisoo mengeluarkan handphone nya untuk menelpon Jaehwan kembali, Jisoo ingin meminta kode pin apartemen agar bisa membuka pintu itu. Setelah mendapatkan apa yang ia mau, Jisoo segera menekan tombol tombol angka sesuai apa yang di beritahu Jaehwan padanya.
Pintu terbuka, Jisoo segera masuk ke dalam apartemen dan Seulgi menyusul di dalamnya.
Keadaan di dalam apartemen terlihat sepi namun saat memasuki ruang tengah, terlihat ada beberapa berkas dan dokumen yang berantakan di atas meja, laptop yang menyala dan cup caffe yang sudah terbuka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cousins
Fanfiction"Tidak ada keluarga yang sempurna. Terkadang kami berdebat, berkelahi, bahkan satu waktu berhenti berbicara satu sama lain. Namun pada akhirnya, keluarga tetaplah keluarga, dimana cinta akan selalu ada."