Rose menatap rumah besar yang sudah beberapa bulan ini ia tinggali. Jaehwan mengamati wajah Rose yang terlihat khawatir ingin masuk ke dalam rumah, jujur ia juga khawatir akibat kejadian di rumah sakit tadi. Sulit rasanya jika rahasia yang selama ini ita sembunyikan rapat rapat justru terbongkar dengan tanpa diduga duga.
" Oppa "
" Hmmm " Jaehwan tersenyum hangat saat Rose memanggilnya sembari menatapnya.
" Apa oppa sudah menghubungi dokter Kinan? "
" Kau tenang saja, aku sudah menghubunginya dan mungkin sekitar lima belas menit lagi dokter Kinan akan mendarat di bandara Incheon "
Rose menghela nafas lega.
" Memangnya kenapa tiba tiba kau memanggil dokter Kinan untuk datang. "
" Entahlah oppa, aku berfirasat jika akan terjadi sesuatu yang buruk saat aku masuk ke dalam rumah "
Jaehwan tertawa renyah sembari mengacak acak rambut Rose, membuat sang empu merasa sedikit kesal dan segera menyingkirkan tangan Jaehwan lalu merapikan kembali rambutnya.
" Kau lucu, hanya merasakan sebuh firasat bukan berarti firasat mu itu akan terjadi "
Rose memanyunkan bibirnya membuat Jaehwan tersenyum gemas.
" Sudahlah ayo kita masuk, aku akan meminta izin pada Irene atau Seulgi untuk menemanimu sampai kau tidur "
" Gomawo oppa, kau memang perhatian "
" Everything for you Rosie "
Keduanya berjalan menaiki tangga, hingga berada di depan pintu utama. Jaehwan segera menggenggam tangan Rose lalu mengusapnya seakan memberi kekuatan saat Rose menghentikan langkah saat berada di depan pintu utama rumah.
Saat Jaehwan ingin mendorong klip pintu untuk membuka pintu, tiba tiba pintu terbuka sendiri dan ternyata pelakunya adalah Jennie.
Jennie memandang tak suka pada tangan Rose dan Jaehwan sedang bergandengan saat ini. Merasa objek pandang Jennie adalah tangan mereka yang bergandengan, Jaehwan segera melepaskan tangan Rose dan memasukkan tangannya ke dalam kantong hoodie yang ia pakai sekarang.
Jennie beralih menatap tajam ke arah wajah Jaehwan " Eoh kau datang juga rupanya " Lalu beralih pada Rose, Jennie melakukan hal serupa namun bedanya Jennie tidak mengatakan apapun pada Rose.
Jennie menyingkir dari hadapan pintu, memberi Rose dan Jaehwan jalan untuk masuk " Masuklah!! Kalian sudah di tunggu oleh semua orang " Setelah mengatakan kalimatnya itu, Jennie berjalan terlebih dahulu meninggalkan Jaehwan dan Rose.
Jaehwan menatap Rose, begitupun sebaliknya " Kau benar, sepertinya akan terjadi sesuatu ketika kita masuk "
" Yak kalian tunggu apa, kalian membuat semua orang menunggu "
Rose menghela nafas mendengar nada datar Jennie, dengan hati yang sedikit tergores, Rose segera berjalan masuk.
Di ruang tengah. Betapa mencekamnya tempat itu sekarang, karena di penuhi oleh tujuh orang yang menatap Jaehwan dan Rose dengan tatapan menusuk, amarah dan seakan meminta penjelasan.
Rose menatap Seulgi lalu beralih pada Lisa yang saat ini enggan untuk melihatnya.
" Kal--- "
" Beritahu kami tentang apa yang selama ini kau sembunyikan " Seulgi memotong kalimat yang akan Rose ucapkan dengan nada tidak bersahabat.
" Ekhem!! Guys kenapa tatapan kalian seperti itu " Jaehwan berusaha bersikap biasa saja walau ia sendiri sedikit merasa merinding. Bagaimana tidak, ia masuk ke dalam kadang yang berisi banyak singa.

KAMU SEDANG MEMBACA
Cousins
Fanfiction"Tidak ada keluarga yang sempurna. Terkadang kami berdebat, berkelahi, bahkan satu waktu berhenti berbicara satu sama lain. Namun pada akhirnya, keluarga tetaplah keluarga, dimana cinta akan selalu ada."